Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Turun, Permintaan Emas Fisik Naik

Permintaan emas fisik meningkat di sebagian besar kawasan Asia pada pekan lalu karena penurunan harga emas global mendorong minat mengumpulkan emas fisik dan mayoritas pembeli masih menantikan penurunan yang lebih tajam untuk melanjutkan pembelian dalam jumlah yang lebih besar.

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan emas fisik meningkat di sebagian besar kawasan Asia pada pekan lalu karena penurunan harga emas global mendorong minat mengumpulkan emas fisik dan mayoritas pembeli masih menantikan penurunan yang lebih tajam untuk melanjutkan pembelian dalam jumlah yang lebih besar.

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang pekan lalu emas di pasar spot telah bergerak  menurun 0,66% dan pada perdagangan Jumat (13/9/2019) ditutup di level US$1.488,53 per troy ounce, melemah 0,72%.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex ditutup di level US$1.499,5 per troy ounce pada perdagangan Jumat (13/9/2019), melemah 0,52%.

Direktur Pengelola Dealer Singapura GoldSilver Central Brian Lan mengatakan bahwa pihaknya melihat terdapat peningkatan dalam pembelian emas fisik yang dilakukan sebagian besar oleh pedagang grosir.

“Namun, pembelian masih belum naik secara signifikan dari pembeli ritel. Saya pikir harga belum begitu menarik pada saat ini. Orang-orang menunggu harga turun menjadi sekitar US$1.460 per troy ounce untuk membeli emas fisik lebih banyak,” ujar Brian seperti dikutip dari Reuters, jumat (15/9/2019).

Dia mengatakan, penurunan harga di India, konsumen emas fisik terbesar kedua, belum mendorong pembelian ritel pada pekan lalu bahkan ketika penurunan harga emas fisik menuju ke level terendah sejak 3 tahun terakhir.

Seorang dealer di bank importir emas batangan swasta di Mumbai yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa lemahnya permintaan ritel telah membuat toko-toko perhiasan enggan menimbun walaupun harga menunjukkan tren penurunan.

Padahal, permintaan emas umumnya menguat pada kuartal terakhir tiap tahun karena India bersiap untuk musim pernikahan dan festival seperti Diwali dan Dussehra, ketika membeli emas dianggap menguntungkan.

"Jika harga terkoreksi di bawah 37.000 rupee, perhiasan dapat mulai melakukan pembelian untuk musim perayaan," kata dealer tersebut dikutip dari Reuters.

Sebagai informasi, harga emas di India diperdagangkan di sekitar 37.820 rupee per 10 gram setelah mencapai rekor tertinggi 39.885 rupee per 10 gram pada 2 pekan lalu.

Di China, pada pekan lalu emas fisik dijual dengan harga sekitar US$8 hingga US$11 per ounce di atas harga patokan, dibandingkan dengan US$9 hingga US$10 per ons pada 2 minggu lalu.

Di Singapura, premi emas fisik juga berada dalam kisaran 50-80 sen per ons, lebih rendah dibandingkan dengan dua minggu lalu di kisaran harga 60-80 sen.

Penurunan harga emas fisik juga terjadi di Indonesia. Emas batangan produk PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) juga mengalami tren penurunan pada pekan lalu. Sepanjang tiga perdagangan berturut-turut pada Senin (9/9) hingga Rabu (11/9) emas antam terus melanjutkan penurunan.

Pada perdagangan Sabtu (14/9/2019), harga emas antam berada di level Rp745.000 per gram turun Rp8.000 per gram dari perdagangan sebelumnya. Level yang tersebut terakhir kali dilihat pada 7 Agustus 2019.

Adapun, penurunan harga emas global seiring dengan menurunnya minat investor terhadap aset investasi aman.

Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger mengatakan bahwa optimisme tentang perdagangan telah mendorong bangkitnya ekuitas global dan berkurangnya kebutuhan akan komoditas safe-haven seperti emas.

"Di sisi lainnya, tema yang mendasari pelonggaran bank sentral global terus menjadi faktor pendukung untuk emas dan tetapi tidak bisa dipungkiri meredanya ketegangan AS dan China dan prospek pulihnya sengketa perdagangan tersebut telah membatasi harga emas,” ujar David

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper