Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah naik tipis pada Jumat (6/9), dengan harga acuan Brent bersiap untuk kenaikan sepekan di tengah penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat.
Sementara ketegangan perdagangan mereda, setelah Washington dan Beijing sepakat untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pada bulan depan.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/9), harga minyak mentah Brent naik 3 poin ke level US$60,98 per barel, 08:44 WIB, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 8 poin ke posisi US$56,38 per barel.
Brent berancang-ancang untuk menandai kenaikan mingguan keempatnya, sementara minyak mentah WTI menunju kenaikan mingguan kedua.
Alfonso Esparza, analis pasar di OANDA mengatakan, minyak mentah telah diperdagangkan lebih tinggi, setelah berita China dan Amerika Serikat akan memulai kembali perundingan dagang yang penting pada Oktober mendatang.
Beijing dan Washington pada Kamis (5/9), setuju untuk menggelar pembicaraan tingkat tinggi pada awal Oktober di Washington. Para investor bersorak menanggapi kabar tersebut, karena perang dagang kemungkinan akan berakhir.
Baca Juga
Perselisihan dagang yang berkepanjangan telah meredam harga minyak. Namun, Brent masih naik sekitar 13% tahun ini, dibantu oleh pengurangan produksi yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, untuk mengeringkan persediaan.
Sementara itu, US Energy Information Administration melaporkan, persediaan minyak mentah AS dan produk jatuh pekan lalu, dengan minyak mentah turun untuk minggu ketiga berturut-turut meskipun terjadi lonjakan impor.
Stok minyak mentah turun 4,8 juta barel, hampir dua kali lipat ekspektasi analis, menjadi 423 juta barel, terendah sejak Oktober 2018.
Harga minyak pada Kamis (5/9/2019), melonjak lebih dari 2% setelah laporan EIA tersebut. Meskipun para analis secara bertahap memangkas keuntungan karena investor tidak sepenuhnya yakin bahwa pembicaraan perdagangan China-AS akan membuahkan hasil.