Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 05 September 2019

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 68 poin atau 0,48 persen di level Rp14.160 per dolar AS, pada perdagangan Rabu (4/9).
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA -Nilai tukar rupiah bergerak menguat 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.155 per dolar AS pada awal perdagangan.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka stagnan di posisi Rp14.160 per dolar AS, setelah pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (4/9/2019) ditutup menguat 0,48 persen atau 68 poin di level Rp14.160.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, terpantau melemah 0,027 poin atau 0,03 persen ke level 98,424 pada pukul 07.58 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,047 poin atau 0,03 persen ke level 98,424, setelah pada akhir perdagangan Rabu (4/9) ditutup turun 0,549 poin atau 0,55 persen di posisi 98,451.

Berikut pergerakan rupiah terhadap dolar dalam perdagangan hari ini: 

16:05 WIB
Pukul 15.55 WIB: Kurs Rupiah Ditutup Menguat 5 Poin

Pergerakan nilai tukar rupiah berhasil berakhir menguat 5 poin atau 0,04 persen di level Rp14.155 per dolar AS, saat indeks dolar AS terkoreksi 0,089 poin atau 0,09 persen ke posisi 98,362.

15:34 WIB
Pukul 15.27 WIB: Kurs Rupiah Melemah Tipis 3 Poin

Nilai tukar rupiah melemah tipis 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.163 per dolar AS, saat indeks dolar AS terkoreksi 0,084 poin atau 0,09 persen ke posisi 98,367.

12:08 WIB
Pukul 11.44 WIB: Rupiah Melemah 5 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.165 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,009 poin atau 0,01 persen ke level 98,460 pada pukul 11.54 WIB.

11:39 WIB
Pukul 11.29 WIB: Rupiah Melemah 5 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.165 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,029 poin atau 0,03 persen ke level 98,480 pada pukul 11.23 WIB.

10:13 WIB
Pukul 11.10 WIB: Rupiah Menguat 6 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 6 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.154 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,022 poin atau 0,02 persen ke level 98,473 pada pukul 10.00 WIB.

09:03 WIB
Pukul 08.57 WIB: Rupiah Menguat 11 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 11 poin atau 0,08 persen ke level Rp14.149 per dolar AS pada pukul 08.57 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau berbalik menguat 0,016 poin atau 0,02 persen ke level 98,467 pada pukul 08.48 WIB.

08:15 WIB
Pukul 08.07 WIB: Rupiah Bergerak Menguat di Awal Perdagangan

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 68 poin atau 0,48 persen di level Rp14.160 per dolar AS, pada perdagangan Rabu (4/9).

Pada saat yang sama, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,253 poin atau 0,26 persen ke posisi 98,747.

Dilansir dari Bloomberg, penguatan nilai tukar rupiah didukung rencana reformasi perpajakan oleh pemerintah demi menarik lebih banyak investasi luar negeri.

Pemerintah menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) ketentuan dan fasilitas perpajakan yang akan mengatur pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPn) dan ketentuan umum perpajakan (KUP).

Pada Selasa (3/9), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan RUU itu akan mengatur penurunan tarif PPh badan dari 25 persen pada saat ini menjadi 20 persen berlaku mulai tahun 2021.

Di samping itu, RUU tersebut juga akan menurunkan tarif PPh sebesar 3 persen bagi perusahaan yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Apabila tarif normalnya 30 persen, maka pemerintah akan menurunkan menjadi 17 persen.

“Rupiah kemungkinan akan diperdagangkan terhadap berita positif tentang rencana untuk memotong pajak penghasilan perusahaan dan reformasi undang-undang untuk pajak pertambahan nilai,” ujar Selena Ling, kepala penelitian perbendaharaan dan strategi di OCBC Bank di Singapura.

“Hal tersebut akan menarik bisnis dan investasi dalam jangka menengah,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.

Mata uang lainnya di kawasan Asia ikut terapresiasi di tengah pelemahan dolar AS akibat tertekan rilis laporan aktivitas manufaktur AS bulan Agustus yang menunjukkan kontraksi.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper