Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah merosot ke level terendah dalam sepekan pada akhir perdagangan Selasa (3/9/2019), terbebani peringatan keras oleh Presiden AS Donald Trump kepada China dan kontraksi tak terduga dalam manufaktur Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2019 turun tajam US$1,16 dan ditutup di level US$53,94 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga yang dibukukan pada perdagangan Selasa mencakup pergerakan harga pada perdagangan Senin yang berakhir lebih awal karena libur Hari Buruh AS.
Adapun minyak Brent kontrak November 2019 berakhir melemah 40 sen di level US$58,26 per barel di ICE Futures Europe Exchange, level terendah dalam lebih dari dua pekan. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$4,50 per barel terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Melalui akun Twitter pada Selasa, Presiden Trump memperingatkan bahwa China akan memiliki waktu yang lebih sulit untuk mengamankan kesepakatan perdagangan jika negara Asia ini menunggu sampai setelah pemilihan presiden AS tahun 2020.
Trump mengancam jika memenangkan pemilu pada November 2020, maka kesepakatan akan semakin sulit, sedangkan rantai pasokan China akan hancur selain banyaknya kehilangan uang dan lapangan kerja.
Baca Juga
....And then, think what happens to China when I win. Deal would get MUCH TOUGHER! In the meantime, China’s Supply Chain will crumble and businesses, jobs and money will be gone!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) September 3, 2019
Menurut sumber terkait, dalam dua pekan terakhir AS dan China telah gagal untuk mencapai persetujuan tentang setidaknya dua permintaan, yakni permintaan Amerika untuk menetapkan beberapa parameter untuk putaran pembicaraan berikutnya dan seruan China untuk menunda tarif baru.
Sementara itu, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks aktivitas pabrik AS turun menjadi 49,1 pada Agustus, kontraksi pertama sejak 2016.
Minyak mentah juga terbebani oleh jatuhnya kontrak berjangka bensin ketika Badai Dorian mengancam Pantai Timur AS dan mendorong perintah evakuasi dari Florida ke Carolina.
“Pasar futures terlihat seperti pertumpahan darah. Fundamentalnya tampak tidak kuat,” ujar Phil Streible, pakar strategi pasar senior di RJO Futures, yang memperkirakan harga minyak AS mungkin turun di bawah US$50 per barel.
Memperkuat kekhawatiran atas keadaan pasar minyak mentah, survei Bloomberg menunjukkan produksi bulanan OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) sedikit meningkat pada bulan Agustus.
Kartel minyak dan mitra-mitranya, koalisi 24-negara yang dikenal sebagai OPEC+, telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari pada awal tahun ini.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Oktober 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
3/9/2019 | 53,94 | -1,16 poin |
2/9/2019 | - | - |
30/8/2019 | 55,10 | -1,61 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak November 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
3/9/2019 | 58,26 | -0,40 poin |
2/9/2019 | 58,66 | -0,59 poin |
30/8/2019 | 59,25 | -1,24 poin |
Sumber: Bloomberg