Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten yang bergerak di bidang properti, PT Nusantara Almazia Tbk. menargetkan dapat menghimpun dana sebesar Rp90 miliar – Rp100 miliar dengan melepas saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
Dalam initial public offering (IPO), Nusantara Almazia akan melepas sebanyak-banyaknya 461,53 juta saham atau 21,00% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan. Pada masa penawaran perseroan akan melepas saham di kisaran Rp200 per saham–Rp220 per saham.
Deddy Indrasetiawan, Direktur Utama Nusantara Almazia, mengatakan dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi perseroan. Sekitar 38,62% dari penghimpunan dana akan digunakan untuk mengakusisi saham PT Serena Inti Sejati (SIS). Perusahan itu merupakan pengembang properti di kabupaten Karawang dengan fokus pengembangan rumah tapak.
“Sekitar 12,51% akan digunakan perseroan untuk mengambil alih piutang dan sekitar 48,87% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dan entitas anak dalam bentuk pinjaman,” katanya, pada Selasa (3/9).
Proses bookbuilding akan berlangsung selama 3-5 September 2019 dengan masa penawaran umum antara 17-18 September 2019. Masa penjatahan akan berlangsung pada 20 September dan didistribusikan pada 24 September. Rencananya, pencatatan saham di BEI akan dilakukan pada 25 September 2019.
Direktur PT Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mewakili penjamin pelaksana emisi efek mengatakan harga IPO Nusantara Almazia kompetitif dengan proyeksi price earning ratio (PER) yang ditawarkan 18 kali—20 kali. Saat ini, PER rata-rata emiten sektor properti ada di atas 20 kali.
Baca Juga
Sementara itu, price book to value (PBV) sekitar 0,9 kali sedangkan sektor properti pada umumnya itu 1 kali.
“Sektor properti itu besar. Tapi mereka ini spesifik main di rumah bersubsidi. Jadi bukan kelas menengah atas karena tidak sebanding,” katanya.
Sinarmas Sekuritas, lanjutnya, telah menawarkan kelima partner strategis. Saat ini masih dalam tahap finalisasi.
Kerry mengatakan kelima entitas tersebut berkesempatan menyerap 50% saham yang dilepas atau sebanyak 230,5 juta saham. Dengan rentang harga penawaran Rp200 per saham -- Rp220 per saham, maka kelima entitas itu berkemungkinan menyetor dana sebesar Rp46,100 miliar sampai Rp50,71 miliar.