Bisnis.com, JAKARTA -- PT Mandiri Manajemen Investasi mengambil sejumlah langkah untuk mengoptimalkan kinerja reksa dana pasar uang besutannya di tengah tren suku bunga rendah.
Direktur Pemasaran dan Produk Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti menjelaskan, tren penurunan suku bunga yang biasanya diikuti oleh turunnya tingkat bunga deposito dan yield obligasi pasar uang memang akan menjadi tantangan bagi reksa dana pasar uang.
“Kami sendiri telah memperkirakan hal tersebut sejak awal tahun, sehingga strategi kami adalah memanjangkan tenor sebagian portofolio pasar uang, baik pada deposito ataupun obligasi pasar uang, dengan tetap memprioritaskan likuiditas,” kata Asti kepada Bisnis, Senin (26/8/2019).
Adapun, produk reksa dana pasar uang berinvestasi 100% ke dalam instrumen pasar uang yang merupakan surat berharga (obligasi) yang jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun dan deposito perbankan.
Pada bulan lalu, rata-rata suku bunga deposito tenor 12 bulan mulai bergerak turun menjadi 6,07% dari posisi 6,20% pada akhir Juni 2019.
Penurunan tingkat suku bunga itu terjadi setelah tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia dipangkas sebesar 25 bps ke level 5,75% pada Juli.
Baca Juga
Sementara pada bulan ini, BI kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,0%.
Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi global yang saat ini mulai melambat dan akan berdampak pada pertumbuhan PDB domestik, Mandiri Investasi memperkirakan bank sentral akan terus berupaya memberikan stimulus berupa pelonggaran kebijakan moneter.
“Ruang untuk penurunan suku bunga masih ada, potensinya bisa satu kali lagi [menjelang akhir tahun],” imbuh Asti.
Lebih lanjut, untuk kondisi pasar yang semakin volatil pada semester II/2019, manajer investasi yang mengelola dana senilai Rp56,5 triliun per Juli 2019 ini merekomendasikan beberapa produk reksa dana yang disesuaikan dengan tujuan investor dalam berinvestasi.
Untuk jangka pedek, Asti menyarankan kepada investor untuk memilh produk paling likuid yaitu reksa dana pasar uang, sehingga apabila dibutuhkan dalam waktu dekat dapat dicairkan segera dan berisiko paling kecil terhadap volatilitas di pasar.
Sementara untuk investor dengan bingkai waktu jangka panjang, disarankan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap karena berpotensi memberikan imbal hasil yang menarik.
“Sedangkan untuk investor yang menyukai trading, bisa memanfaatkan koreksi yang terjadi di pasar untuk masuk ke reksa dana saham di harga lebih rendah,” kata Asti.