Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan logam, PT Timah Tbk. berharap peluncuran perdagangan fisik timah oleh Jakarta Futures Exchange (JFX) semakin menambah saluran pemasaran produk perseroan.
Direktur Keuangan PT Timah Tbk. Emil Ermindra mengatakan dengan dibukanya bursa timah oleh JFX dapat memberikan dampak positif kepada perseroan. Pasalnya, emiten berkode saham TINS itu memiliki alternatif pemasaran baru yang sebelumya hanya dikelola ICDX.
“Tentunya dengan semakin luas pasar serta adanya alternatif jalur pemasaran kami akan berusaha meningkatkan nilai dan volume sehingga berdampak kepada pendapatan,” katanya pada Senin (27/8).
Kendati optimistis, Emil enggan mengungkapkan potensi kenaikan volume dan nilai penjualan timah.
Menurutnya, TINS dapat memilih pasar komoditas dengan mekanisme yang lebih baik. Sementara itu, volume penjualan dan harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Saat ini, harga timah di pasar global mengacu pada bursa komoditas London Metal Exchange.
“Kami targetnya begini, ketentuan ekspor kan harus jelas asal usul bijihnya. Dengan seperti itu kita lihat saja keberpihakan harga mekasnisme yang lebih baik atau tidak. Mekanisme bursa berjangka yang baru lebih baik sepertinya,” katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, lanjutnya, perseroan sedang membahas serius perihal potensi penurunan permintaan timah dunia pada semester II/2019. Menurutnya, dengan memanasnya perseteruan antara China dengan Amerika Serikat membuat permintaan terhadap timah cenderung lesu.
Selama ini, Korea Selatan dan Jepang menjadi konsumen tetap. Namun, perang dagang membuat pasar timah di Asia cenderung redup.
Emil menambahkan pada semester II/2019 perseroan akan mencoba melebarkan pasar ke Amerika Serikat. Menurutnya, industri semi konduktor di AS cenderung mengalami penurunan pasokan bahan baku dari China akibat perang dagang.
Akibatnya, beberapa perusahaan di sana tercatat menaikkan anggaran belanja modal untuk membeli bahan baku.
“Di balik ancaman pasti ada peluang, AS kemungkinan kehilangan pasokan, kami mau tuju ke sana. Pasar AS jadi terbuka. Selama ini sudah ekspor ke sana tapi akan kami tingkatkan,” sebutnya.
Lebih lanjut, Emil menargetkan bisa mengekspor 60.000 ton timah pada 2019. Sampai dengan semester I/2019, volume ekspor perseroan telah mencapai 31.000 ton. TINS tercatat mengekspor 12.000 ton timah pada kuartal I/2019 dan meningkat menjadi 19.000 ton pada kuartal II/2019.