Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Timah Tbk. sedang dalam tahap negosiasi dengan perusahaan Finlandia, Finnvera, untuk mendanai proyek ausmelt senilai US$80 juta.
Emili Ermindra, Direktur Keuangan Timah, mengatakan proyek smelter baru memerlukan dana sebesar US$80 juta dengan kapasitas 40.000 ton.
Proyek pembangunan memerlukan waktu selama 4 tahun dan sudah berjalan 16% hingga Agustus 2019. Diperkirakan, proyek ausmelt itu mulai beroperasi pada semester II/2021.
“Tim manajemen sudah penjajakan financing dengan pola export credit agency di Finlandia, tetapi persetujuan final akan ada di mereka,” katanya pada Senin (27/8/2019).
Emil mengatakan calon investor tersebut adalah Finnvera yang merupakan sebuah lembaga pembiayaan milik negara Finlandia, seperti Eximbank.
Perusahaan terebut bertugas memberikan pinjaman, kredit, dan jaminan. Pada semester I/2019, export credit guarantees and special guarantees yang dikucurkan Finnvera naik 60% secara tahunan dari 1,41 miliar euro menjadi 2,26 miliar euro.
Baca Juga
Menurut Emil, kedua belah pihak telah menyepakati persetujuan prinsip. Pihak Finnvera berencana mengunjungi situs tambang milik TINS pada September 2019. Kunjungan tersebut yang akan menentukan cairnya dana US$80 juta.
“Persetujuan final nanti tergantung kami memenuhi aspek ramah lingkungan atau tidak karena mereka sangat perhatian dengan aspek lingkungan. Kami yakin itu akan lolos. Mudah-mudahan September ada perjanjian pendanaan,” katanya.
Menurutnya, perseroan tidak perlu membangun konsorsium sebab 3 tahun setelah proyek smelter baru berjalan modal yang dikeluarkan bisa kembali lagi. Apalagi 99% cadangan timah di Indonesia berada di konsesi milik TINS.
Adi Hartadi, Investor Relation Timah, menambahkan perseroan tidak bisa mengungkap detil skema pendanaan dengan Finverra. Pasalnya, ada perjanjian yang bersifat rahasia.
Adi mengatakan perusahaan pemeringkat seperti Moody’s dan S&P juga mulai memasukan aspek environmental, social and governance (ESG) sebagai pertimbangan pemeringkatan korporasi. London Metal Exchange (LME) juga berniat menerapkan hal yang serupa.
“Dengan begitu posisi kami akan semakin diunggulkan karena sebelumnya pangsa pasar kami kurang dari 10% sekarang sudah 20% dan itu akan jadi lebih besar lagi," ucapnya.