Bisnis.com, JAKARTA— PT Vale Indonesia Tbk. telah memiliki calon mitra untuk pengembangan proyek smelter di Bahadopi, Sulawesi Tengah.
Wakil Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan akan membangun pabrik feronikel di Bahadopi. Saat ini, pihaknya menyebut telah memasuki tahap final negosiasi komersial.
“Tahun lalu kami bilang tahap penjajakan saat ini sudah terpilih partnernya,” ujarnya di Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Febriany menjelaskan bahwa nilai investasi untuk pabrik tersebut sekitar US$1,6 miliar—US$1,8 miliar. Perseroan akan berkolaborasi dengan mitra dari China.
Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, mengatakan negosisasi dengan mitra strategis untuk proyek Bahadopi sudah semakin mengerucut. Nantinya, emiten berkode saham INCO itu akan membentuk usaha patungan atau joint venture.
“[Negosiasi] sudah mengerecut ke satu perusahaan asal China,” jelasnya.
Baca Juga
Selain di Bahadopi, INCO juga memiliki proyek greenfield di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Fasilitas itu akan membuat bahan baku untuk baterai mobil listrik.
Sebelumnya, Head of Investor Relations and Treasury Vale Indonesia Adi Susatio menjelaskan bahwa akan memakai teknologi high pressure acid leaching (HPAL). Perseroan akan membentuk JV dengan Sumitomo untuk pengembangan proyek di Pomalaa.
Adi menyebut pembangunan pabrik akan menelan biaya sekitar US$2,5 miliar. Sebagian besar kebutuhan dana akan dipenuhi melalui project financing.