Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. mengaku semakin terpikat untuk memperbesar ekspansi ke bisnis digital. Perseroan menyebut akan menambah porsi investasi ke sektor tersebut.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan bahwa perseroan siap untuk menyuntikkan investasi ke perusahaan rintisan dalam negeri. Strategi tersebut guna memperluas pangsa pasar Astra.
“Kita masuk ke era digitalisasi, cuma dengan produk yang ada saja tidak cukup. Kami selalu merevitalisasi apa yang kami perlukan ke masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Pada tahun ini, emiten berkode saham ASII itu kembali menyuntikkan dana segar Gojek. Dengan demikian, total investasi ASII ke Gojek sudah senilai US$250 juta atau sekitar Rp3,5 triliun.
Prijono mengungkapkan bahwa investasi ASII di bidang digital tidak hanya mengalir ke Gojek. Perseroan hingga saat ini terus berinvestasi digital di internal maupun eksternal Grup Astra. Ke depannya, perseroan akan terus memperbesar porsi investasinya.
Menurutnya, ASII masih memiliki ruang yang cukup luas untuk melakukan investasi. Pasalnya, rasio utang bersih di luar jasa keuangan terhadap total ekuitas (net debt to equity ratio/DER) perseroan masih relatif rendah.
Baca Juga
Per 30 Juni 2019, net debt ASII sebesar Rp23 triliun dan total ekuitas Rp176 triliun sehingga rasionya sekitar 13%.
“By developing bisa [investasinya], acquire bisa. At the moment by developing. Headroom-nya masih besar, kalau memang diperlukan kami akan berutang,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Astra Internasional Paulus Bambang mengatakan bahwa kemungkinan ekspansi perseroan ke perusahaan digital tidak hanya tertuju ke perusahaan rintisan bervaluasi besar.
Perseroan terus menjajaki perusahaan-perusahaan rintisan dengan bisnis yang sejalan dan dapat mendongkrak kinerja ASII.
“Kami masih melihat startup di bawah plug and play, kami coba lihat satu-satu. Yang ada hubungannya dengan kami, misalnya logistik,” jelasnya.