Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juli 2019, Volume Penjualan Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Capai 1,7 Juta Ton

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menilai hasil penjualan Juli 2019 dapat menjadi sinyal positif perbaikan kinerja penjualan pada semester II/2019.
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Christian Kartawijaya (kiri), dan Corporate Secretary Antonius Marsos memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Christian Kartawijaya (kiri), dan Corporate Secretary Antonius Marsos memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mencatatkan penjualan sebanyak 1,7 juta ton pada Juli 2019. Hasil tersebut tercatat meningkat seiring dengan selesainya masa liburan Hari Raya Lebaran.

Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos menjelaskan bahwa telah berakhirnya masa libur Lebaran dan libur sekolah membuat penjualan pada Juli 2019 kembali normal.

Selain itu, penjualan pada Juli 2019 didukung oleh kondisi cuaca yang baik serta didorong oleh optimisme pelaku bisnis dengan pemerintahan baru sehingga perseroan dapat mencatatkan peningkatan volume penjualan.

Sepanjang tahun berjalan hingga Juli 2019, emiten berkode saham INTP tersebut mencatatkan total penjualan semen sebanyak 9,6 juta ton. Catatan tersebut lebih rendah 1,03% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebanyak 7,9 juta ton.

“Penjualan Juli ini sebesar 1,7 juta ton. Hasil tersebut adalah pencapaian tertinggi dalam tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/8/201).

Antonius menuturkan bahwa perseroan optismistis dapat menjaga kinerja penjualan hingga akhir tahun. Dia mengatakan bahwa hasil penjualan Juli 2019 dapat menjadi sinyal positif perbaikan kinerja penjualan pada semester II/2019 setelah sebelumnya penjualan pada semester I/2019 yang lemah.

Kendati demikian, perseroan masih dibayangi oleh aturan over dimension dan over loading (ODOL) yang dinilai memberatkan. Menurutnya, dengan aturan tersebut akan berpengaruh kepada sisi kenaikan beban logistik yang akan meningkat signifikan.

“Selain itu yang jadi masalah adalah akan timbul kelangkaan armada angkutan dan efek lebih lanjut adalah pengiriman semen yang tertunda dapat mengakibstkan kelangkaan semen di daerah-daerah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper