Bisnis.com, JAKARTA - PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. telah menyerap alokasi belanja modal sebesar Rp14 miliar untuk perawatan mesin. Sementara itu, rencana belanja modal Rp150 miliar belum dieksekusi.
Hingga semester I/2019, perseroan telah menyerap belanja modal senilai Rp14 miliar untuk perawatan mesin. Adapun, rencana belanja modal senilai Rp150 miliar untuk penambahan kapasitas belum digunakan.
"Rp150 miliar untuk investasi baru berupa penambahan kapasitas pada 2020," kata Direktur Cahayaputra Asa Keramik Juli Berliana ketika dihubungi Bisnis.com, baru-baru ini.
Dia mengatakan, perseroan melakukan diferensiasi produk keramik berukuran besar. Selain itu, emiten dengan kode saham CAKK ini melakukan efisiensi dari sisi produksi sehingga dapat meningkatkan margin perseroan.
"Kami sedang mengembangkan produk berdaya jual tinggi di pasar," katanya.
Pada semester I/2019, emiten dengan kode saham CAKK ini membukukan penjualan Rp146,60 miliar atau naik 34,16% secara tahunan. Sebaliknya, laba bersih tertekan 43,72% menjadi Rp5,42 miliar pada periode tersebut.
Baca Juga
Juli menjelaskan, laba yang tertekan seiring dengan strategi perusahaan mempertahankan pangsa pasar dengan meningkatkan kualitas produk sehingga menyebabkan biaya tambahan.
Di samping itu, perseroan memberikan kompensasi terhadap risiko kepecahan. Ini tercermin dari retur dan potongan penjualan yang naik 45,39% menjadi Rp561,71 juta pada semester I/2019.
Lebih lanjut, perseroan belum akan merevisi target penjualan dan laba, kendati pencapaian di semester I/2019 belum mencapai separuh dari target yang dipasang yakni penjualan sebesar Rp307,41 miliar-Rp315,65 miliar dan laba bersih sekitar Rp16,63 miliar pada tahun ini.