Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG & Rupiah Berhasil Ditutup Menguat Tiga Hari Beruntun

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang relinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Jumat (9/8/2019), bersama nilai tukar rupiah.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang relinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Jumat (9/8/2019), bersama nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup naik 0,12 persen atau 7,46 poin di level 6.282,13 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (8/8), indeks berakhir menanjak 1,14 persen atau 70,48 poin di level 6.274,67. Kenaikan IHSG mulai berlanjut hari ini dengan dibuka menguat 0,41 persen atau 25,42 poin di level 6.300,09.

Meski sempat naik menembus level 6.300, stamina IHSG terpantau beberapa kali mengendur. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.280,67 – 6.319,44. Adapun sepanjang pekan ini, indeks membukukan pelemahan 0,9 persen.

Defisit neraca transaksi berjalan (current account defisit) pada kuartal II/2019 dilaporkan meningkat dari US$7,0 miliar atau 2,6% dari PDB pada kuartal sebelumnya menjadi US$8,4 miliar atau 3,0% dari PDB.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menyatakan, peningkatan defisit transaksi berjalan ini dipengaruhi oleh perilaku musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri, serta dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas yang turun.

Hingga akhir tahun, defisit transaksi berjalan diprakirakan lebih rendah dari 2018, yaitu dalam kisaran 2,5%-3,0% PDB.

Selain itu prospek aliran masuk modal asing juga tetap besar didorong persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk berupaya mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing [PMA]," jelas Onny.

Sementara itu, untuk mempersempit defisit transaksi berjalan atau, pemerintah dinilai perlu mendorong penguatan sektor strategis misalnya pariwisata dan industri.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan untuk menambah cadangan devisa dan mempersempit CAD adalah merombak struktur ekonomi.

"Kami kejar target Rp700 triliun sekarang. Kami terpaksa berburu gajah megaproyek nilainya puluhan triliun," ungkap Thomas.

Empat dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin pertanian (+1,67 persen) dan tambang (+1,36 persen). Lima sektor lainnya menetap di zona merah, dipimpin sektor aneka industri yang turun 1,44 persen sekaligus membatasi kenaikan IHSG hari ini.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 200 saham menguat, 172 saham melemah, dan 280 saham stagnan.

Dua saham emiten bank yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing naik 1 persen dan 0,93 persen menjadi pendorong utama berlanjutnya penguatan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah berhasil melanjutkan penguatannya sebesar 19 poin atau 0,13 persen dan berakhir di level Rp14.194 per dolar AS, apresiasi hari ketiga berturut-turut.

Indeks saham lainnya di Asia cenderung berakhir antara zona hijau dan merah. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 0,35 persen dan 0,44 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,89 persen. dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,48 persen.

Namun di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing berakhir melemah 0,71 persen dan 0,97 persen. Indeks Hang Seng Hong juga berakhir di zona merah dengan penurunan 0,69 persen.

Dilansir dari Bloomberg, secara keseluruhan bursa Asia mampu menguat mengikuti kenaikan tajam bursa Amerika Serikat (AS) pada Kamis (8/8/2019). Meski demikian, pasar saham di Shanghai menuju penurunan ketujuh dalam delapan sesi bersama bursa saham Hong Kong.

Gedung Putih dikabarkan menunda keputusan mengenai perizinan bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk memulai kembali bisnis mereka dengan Huawei Technologies.

Menurut sumber terkait, langkah itu diambil setelah pemerintah China menyatakan menghentikan pembelian barang-barang pertanian dari AS.

Perusahaan-perusahaan AS memerlukan lisensi khusus untuk memasok barang-barang mereka ke Huawei setelah pemerintah AS memasukkan raksasa telekomunikasi China tersebut ke dalam daftar hitam perdagangannya pada Mei karena masalah keamanan nasional.

Pasar modal global pun mengakhiri pekan ini dengan berjuang untuk pulih dari kemerosotannya pada Senin (5/8/2019) akibat kekhawatiran bahwa China dapat terus membiarkan mata uangnya melemah.

“Isu-isu perdagangan terus memburuk dan kita berada dalam sedikit kesulitan. Sepertinya baik Trump maupun China tak benar-benar memiliki insentif nyata menuju kesepakatan,” ujar Karissa McDonough, chief fixed income strategist di People’s United Advisors.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBCA

+1,00

BBRI

+0,93

BYAN

+6,09

TPIA

+2,46

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

ASII

-1,81

HMSP

-1,36

BBNI

-2,46

BMRI

-0,67

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper