Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.203 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Jumat (2/8/2019).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.203 per dolar AS, melemah 105 poin atau 0,74 persen dari posisi Rp14.098 pada Kamis (1/8).
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 94 poin atau 0,67 persen ke level Rp14.210 per dolar AS pada pukul 09.42 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (1/8), rupiah ditutup melemah 0,67 persen atau 94 poin di level Rp14.116 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah mulai berlanjut dengan dibuka terdepresiasi 0,45 persen atau 63 poin di level Rp14.179 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.179-Rp14.210 per dolar AS.
Pasar keuangan global seketika bergoyang setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif baru untuk China yang memanaskan tensi perdagangan kedua negara serta menekan daya tarik aset-aset berisiko global.
Baca Juga
Melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (1/8/2019), Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada impor tambahan asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September.
Langkah tersebut diambil Trump setelah putaran perundingan perdagangan antara kedua negara yang berakhir pertengahan pekan ini menunjukkan sedikit tanda terobosan.
“Jika risiko makro meledak dan pasar jatuh terhuyung-huyung, akan ada pelarian besar-besaran ke aset-aset yang aman sehingga menguntungkan dolar,” ujar Selena Ling, kepala strategi dan riset keuangan di OCBC Bank, Singapura.
Seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik tipis 0,049 poin atau 0,05 persen ke level 98,418 pada pukul 09.57 WIB.
Pergerakan indeks sebelumnya dibuka dengan kenaikan 0,043 poin atau 0,04 persen di level 98,412, setelah berakhir terkoreksi 0,15 persen atau 0,147 poin di posisi 98,369 pada perdagangan Kamis (1/8).
Bank Indonesia menyatakan meningkatkan upaya untuk mendinginkan aksi jual dalam obligasi dan rupiah saat eskalasi perang dagang AS-China mendorong investor asing untuk melepaskan aset-aset emerging market.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan BI akan membeli obligasi dan mendukung nilai tukar rupiah melalui intervensinya di pasar NDF demi mengurangi volatilitas.
“Otoritas moneter akan tetap barada di pasar untuk memastikan stabilitas,” ujar Nanang, seperti dilansir dari Bloomberg.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Kurs |
2 Agustus | 14.203 |
1 Agustus | 14.098 |
31 Juli | 14.026 |
30 Juli | 14.034 |
29 Juli | 14.010 |
Sumber: Bank Indonesia