Bisnis.com, JAKARTA – Gerak indeks dolar Amerika Serikat (AS) tampak limbung pada perdagangan pagi ini, Jumat (2/8/2019), seiring dengan menguatnya nilai tukar yen Jepang di tengah eskalasi tensi perdagangan AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, melandai 0,051 poin atau 0,05 persen ke level 98,318 pada pukul 08.25 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (1/8/2019) indeks berakhir melemah 0,15 persen atau 0,147 poin di level 98,369. Sebelum kembali lesu, indeks dolar sempat menyentuh zona hijau dengan dibuka naik 0,04 persen di posisi 98,412.
Seiring melemahnya indeks dolar, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,28 poin atau 0,26 persen ke level 107,06 per dolar AS, setelah ditutup naik tajam 1,31 persen atau 1,43 poin di posisi 107,34 pada Kamis (1/8/2019).
Dilansir dari Reuters, yen menguat terhadap dolar AS dan sejumlah mata uang lainnya setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif baru untuk China.
Melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (1/8/2019), Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada impor tambahan asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September.
Baca Juga
Langkah tersebut diambil Trump setelah putaran perundingan perdagangan antara kedua negara yang berakhir pertengahan pekan ini menunjukkan sedikit tanda terobosan.
Trump juga mengkritik China karena tidak menghormati janji-janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari AS dan mengecam Presiden China Xi Jinping karena gagal berbuat lebih banyak untuk membendung penjualan fentanil opioid sintetis.
Cuitan Trump tersebut sontak menekan daya tarik aset-aset berisiko sekaligus mendongkrak permintaan untuk safe haven seperti emas dan mata uang yen Jepang.
Pasar keuangan global seketika bergoyang dan reli dolar AS baru-baru ini terhadap yen, yang dibuat setelah Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral AS ini tidak memasuki siklus pelonggaran yang berkepanjangan, tergerus.
Peningkatan friksi perdagangan antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu mengancam akan membawa volatilitas lebih lanjut pada saham dan imbal hasil obligasi, serta dapat membebani dolar dan mata uang dari eksportir komoditas yang berdagang dengan China.
“Yen bisa diburu lebih lanjut karena langkah Trump terhadap China dengan tarif,” jelas Junichi Ishikawa, ahli strategi valuta asing senior di IG Securities, Tokyo.
Posisi indeks dolar AS | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
2/8/2019 (Pk. 08.25 WIB) | 98,318 (-0,05 persen) |
1/8/2019
| 98,369 (-0,15 persen) |
31/7/2019
| 98,516 (+0,48 persen) |
Sumber: Bloomberg