Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. masih tertekan sepanjang semester I/2019, tercermin pada rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang lebih besar dibandingkan dengan semester I/2018.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, emiten berkode saham KRAS ini membukukan pendapatan bersih US$702,05 juta atau turun 17,82% secara tahunan.
Pendapatan yang tertekan berasal dari penjualan produk baja di pasar lokal yang turun 28,38% menjadi US$523,79 juta. Sebaliknya, penjualan produk baja di pasar luar negeri tumbuh 295,99%, dari US$16,71 juta pada semester I/2018 menjadi US$66,17 juta pada semester I/2019.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan turun 10,06% menjadi US$753,89 juta. Dengan demikian, perseroan memperoleh laba kotor senilai US$23,98 juta atau turun 76,11% secara tahunan.
Produsen baja pelat merah ini mencatat beban umum administrasi tercatat US$14,03 juta, beban umum dan administrasi US$81,81 juta, dan beban operasi lainnya US$411,71 juta.
Di sisi lain, perseroan memperoleh penjualan limbah produksi US$871.000 dan pendapatan operasi lainnya US$11,96 juta. Dari perolehan tersebut, perseroan mencatatkan rugi operasi US$70,74 juta, dari sebelumnya laba US$9,34 juta.
Baca Juga
Beban keuangan pada semester I/2019 senilai US$62,07 juta, naik 25,72% dari periode yang tahun sebelumnya sebesar US$49,37 juta. Perseroan juga mencatatkan rugi selisih kurs senilai US$15,50 juta, dari sebelumnya memperoleh laba selisih kurs US$32,63 juta.
Dengan demikian, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membengkak dari US$16,01 juta pada semester I/2018 menjadi US$134,95 juta pada semester I/2019.
Jumlah aset perseroan per 30 Juni 2019 senilai US$4,27 miliar, turun 0,70% dari jumlah aset per 31 Desember 2019. Adapun, jumlah liabilitas senilai US$2,57 miliar dan ekuitas US$1,70 miliar.