Bisnis.com, JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk. telah menyampaikan laporan keuangan semester I/2019. Penjualan bersih perseroan tercatat mencapai Rp50,72 triliun dan laba bersihnya Rp6,77 triliun. Bagaimana prospek dan rekomendasi untuk saham HMSP?
Sejumlah analis yang dihubungi Bisnis.com memperkirakan saham HMSP berpeluang rebound didorong fundamental yang kokoh dan dampak penyesuaian indeks LQ45 yang segera berakhir.
Dampak Cukai Rokok
Analis PT Kresna Securities Robertus Hardy mengatakan, tidak adanya kenaikan tarif cukai sepanjang semester I/2019 berhasil memperbaiki profitabilitas perseroan sehingga laba bersih naik 11% secara tahunan menjadi Rp6,77 triliun, kendati penjualan bersih hanya naik 3% menjadi Rp50,72 triliun.
Volume penjualan sigaret kretek mesin (SKM) yang turun 0,8%, berhasil dikompensasi dengan kenaikan harga A Mild dan U Mild yang masing-masing mencapai 7,5% dan 8,4%. Produk SKM masih memberikan kontribusi terbesar terhadap total penjualan perusahan mencapai 71%.
Menurut Robertus, risiko yang membayangi saham HMSP yakni sinyal cukai rokok yang lebih tinggi pada tahun ini, karena pemerintah telah mengeluhkan penerimaan pajak rokok yang relatif masih lemah pada kuartal I/2019. Risiko investasi lainnya, pertumbuhan harga SKM yang lebih rendah dari yang diperkirakan 7%-8% di tahun ini, dan kenaikan tarif cukai yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Rebalancing Indeks LQ45
Adapun, penurunan harga saham HMSP yang mencapai 23% dalam 4 bulan terakhir sebagai dampak dari rebalancing indeks LQ45, diperkirakan akan segera berakhir. Pada harga saat ini, HMSP menawarkan potensi dividend yield hingga 4,3%.
"Efek dari rebalancing indeks akan berakhir. Dan akan kembali ke fundamental. Semakin turun harga sahamnya semakin menarik, karena dividend yield semakin besar," terangnya pada Selasa (30/7/2019).
Sebagai informasi, rasio free float saham HMSP tercatat 7,44%, atau paling rendah di indeks LQ45 untuk periode Agustus-Oktober 2019.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, bobot HMSP akan turun dari kisaran 5,3% menjadi 1,5% setelah penyesuaian indeks LQ45.
"Bobot yang jauh lebih kecil diperkirakan akan membuat valuasi HMSP tidak sepremium dulu," katanya pada Selasa (30/7/2019).
Kinerja saham HMSP sepanjang tahun berjalan 2019. Sumber: Bloomberg, per 31 Juli 2019
Proyeksi Kinerja dan Saham
Kresna Sekuritas memperkirakan pendapatan perseroan mencapai Rp110,24 triliun dan laba bersih Rp14,84 triliun pada tahun ini. Dengan kapitalisasi pasar saat ini Rp338,94 triliun, saham HMSP diperdagangan dengan proyeksi rasio harga per laba (price to earnings ratio/PER) 22,8 kali pada 2019 dan 21,8 kali pada 2020, di bawah 33 kali rata-rata selama 5 tahun terakhir.
Oleh karena itu, Robertus meningkatkan rekomendasi terhadap saham HMSP menjadi beli, dari sebelumnya hold, dengan target harga Rp3.300, mencerminkan proyeksi PER 25,9 kali pada 2019 dan 24,7 kali pada 2020.
Lebih lanjut, Suria menilai potensi penurunan saham HMSP sudah terbatas, karena penurunan saham HMSP yang telah berlebihan. Saham HMSP tercatat terkoreksi 18,33% secara year to date dan underperformed dari IHSG yang naik 3,16% secara year to date.
Dengan demikian, Suria memperkirakan saham HMSP berpeluang rebound dengan target harga Rp3.815. Secara fundamental, kinerja HMSP juga dinilai positif seiring dengan pertumbuhan laba dua digit meski penjualanya naik tipis.
"Performanya cukup baik, karena laba masih tumbuh, walaupun pertumbuhan penjualan tidak begitu kuat," kata Suria .
Saham HMSP sempat mencapai titik terendah dalam setahun terakhir di level Rp2.820 pada penutupan perdagangan Senin (29/7/2019). Dalam sebulan terakhir, saham ini telah melemah 3,91%.
Pada perdagangan Rabu (31/7/2019), saham HMSP ditutup menguat 2,71% ke level Rp3.030 per saham. Dengan level harga itu, HMSP memiliki kapitalisasi pasar Rp352,44 triliun. Saham HMSP saat ini diperdagangkan pada price earning ratio 26,12 kali.
Rekomendasi Saham Analis terhadap HMSP
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (Rp/Saham) |
UOB Kay Hian | buy | 3.700 |
Mirae Asset Daewoo Co.,Ltd. | trading buy | 3.300 |
Danareksa | buy | 3.500 |
DBS Bank | buy | 3.500 |
RHB Research | buy | 3.500 |
Sucorinvest Central Gani | buy | 3.500 |
Kresna Sekuritas | buy | 3.300 |
Indo Premier Sekuritas | buy | 4.000 |
Morgan Stanley | Equalwt/Attractive | 3.550 |
Credit Suisse | outperform | 4.210 |
J.P. Morgan | overweight | 3.850 |
HSBC | hold | 3.400 |
Macquarie | outperform | 3.980 |
Ciptadana Sekuritas | hold | 2.950 |
CIMB | add | 3.800 |
Samuel Sekuritas Indonesia | buy | 3.815 |
Maybank Kim Eng | hold | 3.300 |
Panin Sekuritas | hold | 3.800 |
Sumber: Bloomberg, per 31 Juli 2019.