Bisnis.com, JAKARTA—Analis menilai tekanan sektoral menjadi penekan kinerja konglomerasi emiten sepanjang semester I/2019.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menjelaskan, sebenarnya sulit untuk menilai kinerja emiten berdasarkan grup konglomerasinya karena beberapa emiten terpengaruh sentimen dari sektornya.
Misalnya, kata Hans, sektor keuangan dari sisi perbankan telah menghadapi persaingan perebutan dana pihak ketiga seperti SBN pemerintah. Selain itu, penarikan kredit dalam ukuran besar dari perusahaan terpantau juga melambat.
“Industri keuangan hanya terbantu penurunan suku bunga dan kurs rupiah stabil,” kata Hans kepada Bisnis, Rabu (31/7/2019).
Sementara itu, lanjut Hans, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang terganggu karena terkena masalah bea dan kelebihan pasokan pun tampil menjadi penekan kinerja perusahaan perkebunan, seperti PALM.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, PT Provident Agro Tbk. yang tergabung dalam Grup Saratoga membukukan penurunan pendapatan sebesar 68,33% secara yoy pada semester I/2019 menjadi Rp97,12 miliar. Laba pun anjlok 4754,02% ke posisi rugi sebesar Rp40,49 miliar dari posisi laba Rp878,96 juta pada periode yang sama sebelumnya.
Baca Juga
Adapun peningkatan laba dan pendapatan dari entitas anak PT Kresna Graha Investama Tbk. dinilai lebih disebabkan oleh perkembangan teknologi fintech saat ini.
Hans pun masih memfavoritkan BBCA sebagai saham pilihannya karena prospek penurunan suku bunga diharapkan dapat menopang kinerja perbankan swasta terbesar di Indonesia tersebut.