Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pelayaran PT Pelita Samudera Shipping Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16 persen sepanjang semester I/2019.
Emiten berkode saham PSSI itu mengantongi pendapatan sebesar US$36,1 juta atau mengalami kenaikan sebesar 16 persen dari US$31,1 juta pada 2018.
Di tengah turunnya harga batu bara, perseroan berhasil meningkatkan laba bersih sekitar 3 persen menjadi US$4,4 juta per 30 Juni 2019 dari US$4,3 juta. Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan di atas 20 persen dari tahun 2018.
Sementara itu, pertumbuhan pendapatan sewa berjangka (time charter) mengalami kenaikan signifikan sebesar 100 persen dengan pertumbuhan terbesar disumbang oleh lini bisnis terbaru bulk carrier Motor Vessel (MV) dengan kenaikan hampir 3 kali lipat per 30 Juni 2019 dibandingkan dengan tahun lalu, diikuti oleh jasa kapal tunda dan tongkang (tug dan barge) dan Floating Loading Facility (FLF).
Sampai dengan Juni 2019, 3 kapal MV (Supramax dan Handysize) dari total 5 MV telah mempunyai kontrak time charter jangka panjang dibandingkan hanya 1 MV per 30 Juni 2018. Kapasitas pengangkutan armada MV sebesar 205,6k dwt naik hampir 7 kali lipat dari 2018.
Komposisi pendapatan terbesar dari segmen tug dan barge (TNB) sebesar 47 persen dengan kontrak jangka panjang sampai akhir Juni 2019 mencapai rata-rata 75 persen dan 25 persen spot basis. Kontribusi TNB sekitar 51 persen dari total EBITDA. Pencapaian utilisasi kapal cukup tinggi dengan rata-rata 95 persen per semester I/2019.
Baca Juga
Dengan beberapa perpanjangan kontrak baru TNB di awal semester II/2019, perseroan menargetkan komposisi kontrak jangka panjang yang lebih tinggi di semester II/2019 dibandingkan semester I/2019.
Dengan optimisasi aset berupa divestasi 1 unit FLF di September 2018, kinerja FLF tetap memberikan kontribusi pendapatan kedua terbesar sekitar 30 persen, yang komposisi kontrak jangka panjang telah mencapai hampir 90 persen. Perpanjangan kontrak baru FLF juga telah dilakukan di awal semester II/2019 dengan beberapa customer terbesar.
Perseroan telah membelanjakan US$30,3 juta sampai dengan Juni 2019 dari total target anggaran belanja modal (capex) 2019 sebesar US$61,3 juta. Realisasi capex sebesar hampir 50 persen ini untuk pembelian 3 unit kapal MV yang dibeli dalam beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari program ekspansi armada.
Investasi ini didanai sebagian dari internal kas perseroan dan pinjaman bank. PSSI menargetkan untuk mendatangkan satu unit kapal MV di semester II/2019 dengan meningkatnya permintaan dalam negeri dan export.
Perseroan terus membangun posisi keuangan yang lebih kuat dengan jumlah aset meningkat sekitar 18 persen per 30 Juni 2019 menjadi US$130,3 juta dari US$110.1 juta per 31 Desember 2018. Jumlah ekuitas meningkat sekitar 3 persen menjadi US$73,7 juta dari US$71,7 juta per 31 Desember 2018 dengan kenaikan saldo laba (retained earnings) sebesar 8 persen.
Struktur modal perseroan terjaga dengan dengan rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) 34 persen pada semester I/2019, sedikit mengalami kenaikan dari tahun lalu, dengan adanya pinjaman bank yang sebagian besar digunakan untuk ekspansi armada kapal.