Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan dan Laba ZINC Tumbuh Dua Digit

Manajemen Kapuas Prima Coal melaporkan pendapatan Rp433 miliar pada semester I/2019. Realisasi itu tumbuh 16 persen dari Rp373 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kapuas Prima Coal/kapuasprima.co.id
Kapuas Prima Coal/kapuasprima.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pertambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk. membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dua digit secara tahunan secara pada semester I/2019.

Manajemen Kapuas Prima Coal melaporkan pendapatan Rp433 miliar pada semester I/2019. Realisasi itu tumbuh 16 persen dari Rp373 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dari situ, laba bersih yang dibukukan emiten berkode saham ZINC itu senilai Rp113 miliar. Pencapaian tersebut naik 36,5 persen dari Rp83 miliar pada semester I/2018.

Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra Susanto mengungkapkan realisasi pertumbuhan penjualan pada semester I/2019 sesuai dengan harapan dan estimasi perseroan. Pencapaian itu menurutnya juga didukung penemuan kadar yang lebih tinggi.

Adapun, kadar perak di dalam konsentrat naik dari sekitar 1.200 ppm per ton konsentrat pada 2018 menjadi 2.500 ppm per ton konsentrat.

Untuk semester II/2019, Hendra mengatakan perseroan akan memacu jumlah produksi dari tambang perseroan.

“Sehingga sesuai dengan target dan estimasi produksi yang sudah kami rencanakan awal 2019,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/7).

Sebelumnya, ZINC melaporkan produksi ore sebanyak 150.395,32 ton pada Januari 2019—Mei 2019. Dari jumlah itu, telah diproduksi 7.528 ton timbal dan 23.729 seng.

Pada 2019, ZINC memiliki target hasil penjualan konsentrat senilai Rp890 miliar dan tambahan penjualan dari pabrik smelter timbal sekitar Rp300 miliar sampai dengan akhir 2019.

Hendra mengatakan pihaknya memiliki target untuk mulai mengoperasikan pabrik pemurnian konsentrat timbal sekitar September 2019—Oktober 2019. Menurutnya, finalisasi masih terus berjalan sesuai dengan target.

Berdasarkan catatan Bisnis, smelter timbal milik ZINC akan menjadi yang pertama di Indonesia. Fasilitas itu direncanakan dapat memproses sekitar 40.000 ton konsentrat per tahun.

Selain itu, dia menyebut perseroan juga sedang intensif melakukan proses penggalangan dana dengan pihak perbankan asing. Total target pendanaan yang dihimpun mencapai US$120 juta dan dapat terealisasi sebelum akhir 2019.

Tujuan dari penggalangan dana itu yakni meningkatkan kapasitas pengambilan bahan tambang dari 1.500 ton per hari menjadi 3.000 ton per hari pada 2020. Selanjutnya, kapasitas diharapkan mencapai 4.000 ton per hari pada 2021

“Diperlukan penambahan infrastruktur dan alat-alat berat baru guna mendukung peningkatan kapasitas produksi tersebut. Dampak dari penggalangan dana ini tentunya akan meningkatkan penjualan perseroan secara signifikan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Hendra menyebut perseroan juga akan melanjutkan pembangunan pabrik pemurnian konsentrat seng di lokasi perseroan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Proses pembangunan ditargetkan mencapai sekitar 45 persen sampai dengan September 2019.

“Pabrik pemurnian seng ini juga akan menjadi pabrik pemurnian konsentrat seng pertama di Indonesia dengan kapasitas 30.000 ton ingot per tahun,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper