Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global bergerak variatif pada perdagangan siang ini, Senin (22/7/2019), saat investor mencermati perkembangan terbaru dalam prospek kebijakan moneter dan putaran baru musim laporan kinerja keuangan korporasi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun kurang dari 0,05 persen pada pukul 08.27 pagi waktu London (pukul 14.27 WIB), tetapi indeks futures S&P 500 naik 0,2 persen.
Pada saat yang sama, indeks MSCI Emerging Market melemah 0,4 persen dan indeks Shanghai Composite merosot 1,3 persen ke level terendah dalam lebih dari lima pekan.
Dilansir dari Bloomberg, pergerakan indeks Stoxx Europe 600 berbalik arah didukung oleh saham energi dan pertambangan, sedangkan indeks futures AS bergerak ke posisi lebih tinggi.
Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia melemah di tengah eskalasi ketegangan di Hong Kong. Meski demikian, obligasi dan dolar AS tampak stabil setelah para pedagang mengurangi spekulasi pemangkasan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral AS Federal Reserve.
Para pedagang sempat berspekulasi kencang untuk langkah penurunan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin setelah Presiden Fed New York John Williams berbicara di sebuah konferensi akademik tentang manfaat mengambil tindakan cepat pekan lalu.
Namun hal itu mereda setelah juru bicara Fed New York menyampaikan pernyataan yang menekankan bahwa Williams tidak bermaksud mengomentari tindakan kebijakan potensial dalam pertemuan FOMC yang akan datang.
Pandangan tersebut diperkuat oleh komentar Presiden Fed St. Louis James Bullard pada Jumat (19/7/2019).
“Saya melihat [penurunan] sebesar 25 basis poin dalam pertemuan mendatang,” ujar Presiden Fed St. Louis Fed James Bullard, salah satu pembuat kebijakan yang diketahui berpandangan paling dovish, seperti dikutip Bloomberg.
Pasar kini lebih memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC meeting) yang akan digelar 30-31 Juli mendatang.
Wall Street Journal melaporkan The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin bulan ini, dan dapat melakukan pemangkasan lebih lanjut di masa depan mengingat ketidakpastian pertumbuhan global dan perdagangan.
"Kemungkinan penurunan 50 bps hampir menghilang setelah laporan WSJ dan upaya New York Fed untuk mengurangi komentar sebelumnya oleh Williams,” tulis Kenji Yamamoto, ekonom Daiwa Securities.
Pasar juga mencermati musim laporan kinerja keuangan korporasi di tengah konflik perdagangan AS-China. Media pemerintah China mengabarkan bahwa negosiasi dua arah antara tim perunding perdagangan Tiongkok dan AS akan segera terjadi.
“Awal musim kinerja keuangan sudah sangat positif, tetapi pergerakan harga pada indeks utama belum,” ujar Edward Moya, pakar strategi di Oanda Corp. "Tampaknya pasar sedang menunggu untuk jeda dan itu bisa terjadi pekan ini.”