1. Danayasa Arthatama (SCBD) Akan Delisting, Ada Apa?
PT Danayasa Arthatama Tbk. menyampaikan rencana untuk hengkang dari Bursa Efek Indonesia atau delisting dan menjadi perusahaan privat (go private).
Sebelumnya, BEI menerima surat PT Danayasa Arthatama Tbk. No: 0081/SPR/DA/VII/2019 tanggal 5 Juli 2019 pada 8 Juli 2019 perihal Tanggapan atas Reminder Potensi Penghapusan Pencatatan Efek (Delisting) PT Danayasa Arthatama Tbk. dan Pemenuhan Ketentuan V.2 Peraturan Bursa No. I-A., serta Pengumuman Bursa no: Peng-SPT-00011/BEI.PP2/07-2017 tanggal 28 Juli 2017. Baca selengkapnya di sini
2. Emiten Farmasi, Merck (MERK) Ekspansi Pasar Ekspor di Asia
Emiten farmasi PT Merck Tbk. ingin memperbesar penjualan ekspor ke pasar Asia Tenggara dalam 2 tahun mendatang.
Evie Yulin, Direktur Biopharma Merck, mengungkapkan saat ini perseroan dalam proses pengembangan pasar Asia Tenggara. Baca selengkapnya di sini
3. Investor Disarankan Masuk Reksa Dana Pendapatan Tetap, Ini Alasannya
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyarankan investor untuk masuk ke reksa dana pendapatan tetap pada semester II/2019 dengan pertimbangan tren upside dari pasar obligasi.
Syuhada Arief, Senior Portfolio Manager Fixed Income MAMI menjelaskan, terdapat beberapa keuntungan bagi investor untuk berinvestasi lewat reksa dana pendapatan tetap ketimbang berinvestasi langsung di aset obligasi. Baca selengkapnya di sini
4. INKA Bangun Pabrik Kereta Api Terbesar se-Asean di Banyuwangi
PT Industri Kereta Api (Persero) membangun pabrik kereta api terbesar seluas 83,94 hektare di Banyuwangi, Jawa Timur, dengan nilai investasi sekitar Rp483 miliar pada tahap pertama.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno mengungkapkan pembangunan pabrik kereta api milik Industri Kereta Api (INKA) itu sejalan dengan daya tampung fasilitas produksi perseroan di Madiun yang sudah terlalu padat. Baca selengkapnya di sini
5. Ini Strategi Wijaya Karya (WIKA) Kejar Target Kontrak Baru Rp61,74 Triliun
Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengantongi nilai kontrak baru Rp14,7 triliun per Juni 2019 atau setara dengan 23,80% dari target tahun ini.
Mahendra Vijaya, Corporate Secretary Wijaya Karya, menuturkan perseroan membukukan nilai kontrak baru Rp14,7 triliun pada Januari 2019—Juni 2019. Baca selengkapnya di sini