Bisnis.com, JAKARTA— Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengantongi nilai kontrak baru Rp14,7 triliun per Juni 2019 atau setara dengan 23,80% dari target tahun ini.
Mahendra Vijaya, Corporate Secretary Wijaya Karya, menuturkan perseroan membukukan nilai kontrak baru Rp14,7 triliun pada Januari 2019—Juni 2019. Realisasi itu setara dengan 23,80% dari target Rp61,74 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, realisasi itu lebih rendah dari periode Januari 2018—Juni 2018. Pasalnya, nilai kontrak baru yang dikantongi emiten berkode saham WIKA tersebut saat itu senilai Rp20,56 triliun.
Mahendra menjelaskan bahwa penurunan realisasi kontrak baru pada semester I/2019 akibat proses bidding tender yang mundur ke semester II/2019. Hal itu sejalan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Kendati demikian, pihaknya masih optimistis mencapai target tahun ini. Menurutnya, WIKA masih membidik sejumlah proyek besar pada semester II/2019.
“Masih banyak proyek-proyek besar yang kami bidik dan juga proyek investasi karena capex spending kami besar masih lebih dari Rp15 triliun yang tersedia,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (16/7/2019).
Baca Juga
Dia menggambarkan proyek yang masih dibidik perseroan di antaranya mass rapid transit (MRT) Tahap 2 dengan nilai lebih dari Rp20 triliun. Selanjutnya, ada pekerjaan storage tank di wilayah Timur Indonesia sekitar Rp2 triliun.
“Selain itu, di luar negeri WIKA masih mensasar proyek di Afrika dengan nilai lebih dari Rp500 miliar dan di Asia sekitar Rp400 miliar,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono menuturkan perseroan telah merealisasikan kontrak baru dari luar negeri Rp827 miliar pada Januari 2019—Juni 2019. Nilai tersebut didapatkan kontraktor pelat merah itu dari sejumlah negara.
Salah satu proyek yang didapatkan perseroan yakni Unit Logement di Aljazair. Dari situ, WIKA membukukan Rp506 miliar.
Destiawan mengungkapkan masih membidik sejumlah proyek di luar negeri pada semester II/2019. Sebagai gambaran, WIKA mengincar proyek jembatan di Serawak, Malaysia, dengan nilai sekitar Rp900 miliar.
Bahkan, perseroan juga tengah mengincar salah satu proyek perumahan di Pantai Gading. Nilai kontrak yang diincar perseroan dari negara itu sekitar Rp900 miliar.
Saat ini, lanjutnya, WIKA dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tengah melakukan negoisasi terkait nilai proyek, tata cara, dan terms pembayaran untuk proyek di Pantai Gading.
“Jadi kalau target semester II/2019 tercapai semua jadi Rp4 triliun sehingga capaian kontrak baru dari luar negeri menjadi Rp4,8 triliun tahun ini,” paparnya.