Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Merck Tbk. ingin memperbesar penjualan ekspor ke pasar Asia Tenggara dalam 2 tahun mendatang.
Evie Yulin, Direktur Biopharma Merck, mengungkapkan saat ini perseroan dalam proses pengembangan pasar Asia Tenggara. Perusahaan farmasi ini akan melakukan penetrasi penjualan produk ke beberapa negara, di antaranya Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Hong Kong.
Meski tidak menyebutkan kontribusi pasar Asia Tenggara, Evie mengatakan perluasan pasar ini bakal mendorong penjualan ekspor perseroan. Emiten dengan kode saham MERK itu, mencatat penjualan ekspor berkontribusi 3,35% terhadap pendapatan perseroan sebesar Rp163,16 miliar per 31 Maret 2019.
"Nantinya pabrik di Indonesia akan menjadi hub, dengan pasar yang lebih luas," katanya pada Rabu (17/7/2019).
Evie memperkirakan, penjualan ekspor ke Asia Tenggara mulai berjalan pada awal 2021. Merck menargetkan proses transfer teknologi dari induk usaha, Merck Holding GmbH Jermena, dan pendaftaran merek produk dapat selesai selama rentang 2019-2020. Produk yang bakal didaftarkan, yakni produk hipertensi dan diabetes.
"Asia Tenggara adalah pasar baru. Kami memang ada ekspor di beberapa negara di Asia Tenggara, tetapi belum semuanya dan produknya masih sangat terbatas," imbuhnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, produk biofarma menjadi penopang terhadap pendapatan Merck hingga 81% pada kuartal I/2019, setelah Merck melepas divisi consumer health pada akhir tahun lalu.
Sepanjang Januari-Maret 2019, Merck mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp163,16 miliar, naik 15,41% secara tahunan. Namun, laba yang dikantongi turun 77,86% secara tahunan menjadi Rp11,56 miliar.
Pada akhir tahun lalu, Merck telah menyelesaikan proyek renovasi fase IV di Pabrik Pasar Rebo pada akhir 2018. Dengan demikian, kapasitas produksi yang semula 660 juta tablet dan kapsul per tahun menjadi 1,6 miliar tablet dan kapsul per tahun. Sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi, Merck bakal menambah pasar baru.