Bisnis.com, JAKARTA— PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menerbitkan surat utang global atau global bond dengan jumlah pokok US$1,4 miliar.
Dalam keterangan resmi, Senin (15/7/2019), Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penerbitan global bond senilai US$1,4 miliar. Surat utang itu memiliki dual-trance yakni masing-masing sebesar US$700 juta bertenor 10 tahun dengan kupon 3,875% dan US$700 juta bertenor 30 tahun dengan kupon 4,875%.
PLN melaporkan telah melakukan proses bookbuilding global bond pada 10 Juli 2019. Surat utang itu mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed 4,42 kali.
Adapun, global bond itu mendapatkan permintaan dari 118 institusi investor untuk obligasi tenor 10 tahun dan 131 institusi investor untuk obligasi tenor 30 tahun di mana permintaan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Mayoritas jenis investor yanki asset manager, asuransi, dana pensiun, dan perbankan internasional.
Proses settlement obligasi akan dilakukan pada 17 Juli 2019 di Singapore Stock Exchange. PLN dibantu oleh beberapa institusi keuangan dan perbankan internasional yakni ANZ, BNP Paribas, Citigroup, HSBC, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank.
Selain itu, korporasi setrum milik negara juga dibantuk oleh co-managers dari Indonesia, yakni PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
Baca Juga
Direktur Keuangan Perusahaan Listrik Negara Sarwono Sudarto mengklaim perseroan berhasil memanfaatkan momentum pasar. Dengan demikian, global bond yang ditawarkan tidak hanya kelebihan permintaan tetapi mendapatkan tingkat bunga yang kompetitif.
PLN mengklaim global bond yang diterbitkan memiliki tingkat bunga terendah sepanjang sejarah penerbitan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat baik oleh perseroan maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya di Indonesia untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun.
"Keberhasilan penerbitan global bond dengan tingkat suku bunga yang sangat kompetitif ini juga menjadi pertanda semakin baiknya kepercayaan investor global terhadap PLN dan Indonesia, serta PLN dapat memperoleh tambahan dana untuk menjalankan penugasan pemerintah untuk membangun tambahan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi dalam kaitannya dengan program 35 gigawatt,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (15/7/2019).
Sebelumnya PLN telah melakukan roadshow ke beberapa negara, seperti Hongkong, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat sejak 4 Juli 2019. Dalam emisi itu, perseroan juga didukung oleh tiga lembaga pemerintkat internasional yang masing-masing memberikan peringkat Moody’s Baa2, S&P BBB, dan Fitch Ratings BBB.
Sementara itu, PLN mendapatkan investment grade credit rating global bond di level yang setara dengan credit rating sovereign pemerintah Indonesia.