Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi China Topang Bursa Asia, IHSG Ditutup Rebound

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,7 persen atau 44,89 poin ke level 6.418,23 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (12/7/2019), IHSG berakhir melemah 0,68 persen atau 43,72 poin di posisi 6.373,34.
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta/Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta/Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bangkit dan ditutup rebound pada akhir perdagangan hari ini, Senin (15/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,7 persen atau 44,89 poin ke level 6.418,23 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (12/7/2019), IHSG berakhir melemah 0,68 persen atau 43,72 poin di posisi 6.373,34.

Indeks mulai bangkit dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,55 persen atau 34,96 poin di posisi 6.408,31 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.405,45 – 6.439,19.

Enam dari sembilan sektor ditutup menguat, dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat 1,64 persen dan disusul sektor industri dasar yang naik 1,21 persen.

Di sisi lain, tiga sektor melemah dan menahan penguatan IHSG lebih lanjut, didorong oleh sektor pertanian yang melemah 0,86 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 227 saham menguat, 183 saham melemah, dan 242 saham lainnya stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing menguat 1,58 persen dan 2,39 persen menjadi penopang utama pergerakan IHSG.

Padahal, neraca perdagangan Juni mencatatkan surplus di bawah realisasi bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan mengalami surplus US$196 Juta pada Juni atau lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Mei yang mencatatkan surplus US$210 juta.

Sebelumnya, sejumlah ekonom memperkirakan neraca perdagangan Juni 2019 akan mengalami surplus tipis yakni tidak lebih dari US$500 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor per Juni  2019 mencapai US$11,78  miliar atau turun 8,98 persen dibandingkan dengan ekspor Mei 2019. Sementara itu, nilai impor Juni tercatat mencapai US$11,58 miliar.

Menurutnya, penurunan kinerja neraca perdagangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, seng, besi, dan tembaga.

"Performa ekspor impor Juni juga dipengaruhi oleh cuti bersama selama 9 hari. Cuti panjang ini berpengaruh besar terhadap ekspor dan impor,” ujar Suhariyanto.

Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia sepanjang 6 bulan (Januari-Juni 2019) mencatatkan defisit sebesar US$1,93 miliar. Angka tersebut mengecil dibandingkan dengan nilai defisit periode Januari-Mei 2019 sebesar UUS$2,14 miliar.

IHSG menguat di saat bursa saham Asia cenderung menguat di tengah volume perdagangan yang tipis.  Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China berbalik menguat 0,4 persen dan 0,41 persen setelah melemah sebelum rilis data ekonomi.

Sementara itu, indeks Hang Seng menguat 0,24 persen, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,2 persen.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia menguat pada perdagangan hari ini karena investor menyambut data ekonomi China terlihat mulai stabil berkat meningkatnya stimulus dari pemerintah.

Laporan Biro Statistik Nasional China (NBS) pada Senin (15/7/2019) mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) China naik 6,2 persen pada kuartal II/2019 dari tahun sebelumnya.

Meski lebih rendah dari perolehan pada kuartal I/2019 yakni 6,4 persen, PDB kuartal II sejalan dengan yang diperkirakan oleh para ekonom.

"Investor mungkin mengurangi ekspektasi pelonggaran pada data hari ini karena langkah-langkah fiskal tampaknya bekerja," kata analis Westpac, Frances Cheung, seperti dikutip Reuters.

"Karena itu, kami percaya PBoC masih akan mendukung likuiditas. Imbal hasil diperkirakan akan stabil dan setiap penurunan sementara akan diekspresikan melalui swap," lanjutnya.

Saham-saham pendorong IHSG:

KodeKenaikan (persen)

BBCA

+1,58

TLKM

+2,39

KLBF

+6,57

BMRI

+0,93

Saham-saham penekan IHSG:
KodePenurunan (persen)

UNVR

-0,73

TOWR

-4,38

MYOR

-2,63

POSA

-24,91

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper