Bisnis.com, JAKARTA - PT Inocycle Technology Group Tbk. dan PT Arkha Jayanti Persada Tbk. resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (10/7/2019).
Berdasarkan data BEI, saham PT Inocycle Technology Group Tbk. dicatatkan dengan kode saham INOV. Dalam initial public offering (IPO), INOV menerbitkan 608 juta saham pada harga pelaksanaan Rp250 per saham.
Dengan demikian, INOV mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp152 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran utang 40%, pengembangan bisnis baru 30%, dan modal kerja 30%.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri serat stapel buatan dan industri non-woven (bukan tenunan) itu berkantor di Kawasan Industri Pasar Kemis, Tangerang. INOV memiliki total aset Rp572,69 miliar pada akhir 2018 dengan total liabilitas Rp406,21 miliar dan total ekuitas Rp166,47 miliar.
Dalam 2 tahun terakhir, INOV mengantongi pendapatan Rp327,38 miliar pada 2017 dan Rp395,63 miliar pada 2018. Adapun laba bersihnya tercatat Rp15,25 miliar pada 2017 dan Rp16,04 miliar pada 2018.
Setelah IPO, pemegang saham INOV terdiri atas PT Hilon Indonesia dengan kepemilikan 45,54%, PT Samudera Industri 20,83%, dan publik 33,62%.
Baca Juga
Sementara itu, saham PT Arkha Jayanti Persada Tbk. diperdagangkan di BEI dengan kode saham ARKA. Perseroan resmi menjadi perusahaan publik setelah melepas 500 juta saham seharga Rp236 per saham dalam IPO dan mengantongi dana Rp118 miliar. Dana hasil IPO sepenuhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
ARKA menjalankan usaha di bidang industri manufaktur dan fabrikasi komponen alat-alat berat, karoseri body dump truck, konstruksi baja, fabrikasi oil and gas equipment dan jasa pengangkutan batu bara. Perseroan berkedudukan di Cibinong, Bogor.
Hingga akhir 2018, ARKA memiliki aset Rp360,48 miliar. Adapun, total liabilitas dan ekuitasnya, masing-masing sebesar Rp354,2 miliar dan Rp6,27 miliar.
Di sisi kinerja, ARKA membukukan penjualan Rp102,41 miliar pada 2017 dan Rp104,33 miliar pada 2018. Sementara itu, perseroan mengantongi laba bersih Rp2,11 miliar pada tahun lalu setelah rugi Rp30,59 miliar pada 2017.
Setelah IPO, komposisi pemegang saham ARKA terdiri atas PT Arkha Tanto Prima 52,31%, PT JAF Asia Investment 22,63%, Dwi Hartanto 0,06%, dan publik 25%.
Dengan pencatatan dua saham baru itu, total emiten baru yang melantai di BEI sepanjang tahun berjalan 2019 mencapai 30 perusahaan.