Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak AS Turun, Harga Minyak Tetap Melemah

Harga minyak meredup, pada perdagangan Kamis (4/7/2019), terbebani data yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat jauh dari harapan. Selain itu, harga komoditas energi tersebut juga dihantui oleh kekhawatiran pelemahan ekonomi global.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak meredup, pada perdagangan Kamis (4/7/2019), terbebani data yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat jauh dari harapan. Selain itu, harga komoditas energi tersebut juga dihantui oleh kekhawatiran pelemahan ekonomi global.

Data Bloomberg menunjukkan, hingga pukul 16.47 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate melemah 0,37% atau 0,21 menjadi US$57,13 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent turun 0,05% atau 0,03 poin ke posisi US$63,78 per barel.

Energy Information Administration (EIA) seperti dikutip dari Reuters melaporkan, Rabu (3/7/2019) waktu setempat, persediaan minyak mentah AS dan bensin jatuh pekan lalu jatuh jauh dari perkiraan para analis, sementara persediaan minyak distilat tumbuh di luar ekspektasi.

Tercatat, persediaan minyak AS mentah turun 1,1 juta barel pekan lalu, sedangkan perkiraan analis bakal berkurang 3 juta barel. Adapun stok minyak mentah di Cushing, Oklahama, pusat pengiriman naik 652.000 barel.

Rebound yang kuat dalam impor telah membantu membatasi pengurangan, karena aktivitas penyulingan minyak terus meningkat lebih tinggi,” kata Matt Smith, Direktur Riset Komoditas ClipperData.

EIA melaporkan, produksi kilang minyak mentah turun 47.000 barel per hari. Namun, tingkat pemanfaatan kilang tetap tidak berubah.  Aktivitas kilang sebagian terbatas, menyusul insiden terbakarnya komplek kilang minyak di Pantai Timur AS.

Sementara itu, persediaan bensin turun 1,6 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 2,2 juta barel.

Stok minyak dIstilat, yang meliputi diesel dan heating oil, naik 1,4 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan 1 juta barel. Adapun impor bersih minyak mentah AS naik minggu lalu sebesar 1,71 juta barel per hari.

Data stok minyak mentah AS itu dinilai menunjukkan bahwa permintaan minyak di Negeri Paman Sam, konsumen terbesar di dunia, bisa melambat di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi.

Data lainnya terkait dengan ekonomi AS juga menunjukkan, pesanan baru untuk barang-barang pabrikan jatuh untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei. Data AS yang lemah tersebut sejalan dengan laporan pertumbuhan bisnis yang lamban di Eropa bulan lalu.

Stephen Innes, Managing Partner di Vanguard Markets mengatakan, terlepas dari data stok minyak mentah mingguan AS, sinyal ekonomi global melambat sudah terlihat. “Mustahil melarikan dari kenyataan bahwa kita berada di tengah-tengah penurunan maunfaktur global,” katanya.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, karena pengebor menindaklanjuti rencana untuk memotong pengeluaran tahun ini.

Perusahaan jasa energi General Electric Co GE.N Baker Hughes melaporkan, pengebor memangkas lima rig minyak dalam seminggu hingga 3 Juli, sehingga jumlah totalnya turun menjadi 788.

Suplai global juga diperkirakan mengalami kontraksi karena OPEC dan sekutunay termasuk Rusia – OPEC+- sepakat pada Rabu (3/7/2019) untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga Maret tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper