Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Sekuritas : Pasar Obligasi Indonesia Jadi Incaran Investor Asing pada Semester II/2019

Mandiri Sekuritas menilai posisi Indonesia yang memiliki nominal yield dan real yield yang tinggi dibandingkan negara pasar berkembang (emerging market) lainnya bakal menjadi salah satu incaran investasi asing hingga akhir tahun ini.
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (kiri) dan Head of Industry dan Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (kiri) dan Head of Industry dan Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA—Mandiri Sekuritas menilai posisi Indonesia yang memiliki nominal yield dan real yield yang tinggi dibandingkan negara pasar berkembang (emerging market) lainnya bakal menjadi salah satu incaran investasi asing hingga akhir tahun ini.

Handy Yunianto, Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas menjelaskan, pada tahun ini telah terjadi perbalikan arah aliran modal masuk asing (foreign capital inflow) ke pasar modal domestik, khususnya pasar obligasi, ditopang oleh pandangan dovish dari sebagian besar bank sentral utama dunia serta pelemahan dolar AS.

“Tahun 2018 indeks dolar AS naik, suku bunga AS naik 4 kali dan yield Tresuri AS naik. Kondisi itu berbalik arah pada tahun ini di mana yield Tresuri AS turun, ada ekspektasi suku bunga AS turun, dan indeks dolar AS juga ekspektasi melemah,” kata Handy kepada Bisnis.com, Selasa (3/7/2019) malam.

Dirinya memaparkan, dengan kondisi tersebut, Indonesia bakal menjadi salah satu negara emerging market yang diincar oleh aliran modal asing pada paruh kedua tahun ini. Pasalnya, Indonesia memiliki nominal yield dan real yield yang tinggi dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

Selain itu, faktor kenaikan rating dari lembaga pemeringkat internasional S&P kepada Indonesia menjadi BBB dari BBB- juga akan memberikan sentimen positif terhadap peningkatan permintaan obligasi Indonesia dari investor asing.

Oleh karena itu, Handy menilai pasar obligasi pada semester II/2019 masih akan positif dengan sejumlah katalis. 

Pertama, rendahnya suku bunga secara global. Kedua, pemerintah telah berhasil melakukan front loading penerbitan obligasi yang membuat suplai obligasi berkurang. Ketiga, ada potensi penurunan suku bunga dari Bank Indonesia.

Dirinya pun masih mempertahankan perkiraan yield obligasi Pemerintah bertenor 10 tahun hingga akhir tahun ini sebesar 7%.

“[Yield obligasi 10 tahun] bisa berpotensi turun lagi jika terjadi penurunan suku bunga AS lebih dalam yang bisa mendorong yield Tresurii AS ke bawah 2%,” imbuh Handy.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper