Bisnis.com, JAKARTA – Pasar perhiasan nasional cukup menjanjikan. Pertumbuhan ini menjadi penting agar industri perhiasan Indonesia dapat lebih kompetitif dan berdaya saing di pasar global.
Kementerian Perindustrian mencanangkan program untuk mendorong penguatan merek produk perhiasan nasional dan menjadikannya sebagai salah satu komoditas andalan ekspor.
Terobosan tersebut membuat industri perhiasan nasional diharapkan bertumbuh sebesar 5% pada tahun ini. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk perhiasan nasional pada 2018 mencapai US$2,05 miliar.
Saat ini, tujuan ekspor perhiasan dari Indonesia antara lain Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat, Jepang, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Belanda, Denmark, dan Swedia.
Pemerintah sendiri menargetkan nilai ekspor dapat ditingkatkan sekitar 10%—11%. Terlebih lagi, ceruk pasar industri perhiasan global belum dimanfaatkan secara maksimal. Saat ini, produk perhiasan asal Indonesia baru menyuplai 4% dari kebutuhan pasar industri perhiasan dunia.
Perhiasan, terutama emas, yang begitu digandrungi masyarakat sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan simbol status sosial. Selain menjadi aksesori pelengkap fesyen, emas dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan diri pemakainya.
Namun, di balik pendar perhiasan yang menyilaukan itu, sektor yang satu ini masih menghadapi tantangan besar.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, perajin perhiasan selalu ditantang untuk memahami kebutuhan pasar sehingga mereka mampu memproduksi barang perhiasan yang benar-benar dibutuhkan pasar.
Meski industri perhiasan Tanah Air berhasil menembus pasar global, dan didukung perajin berkualitas dan mumpuni, tetapi dari sisi desain masih belum maksimal. Desainer perhiasan masih sangat minim karena sekolah khusus desain perhiasan seperti di Hong Kong dan Thailand belum tersedia di Indonesia.
Lebih jauh, Sosiolog Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sunyoto Usman mengatakan bahwa perhiasan emas sebagai barang koleksi mulai menjadi penanda status sosial di masyarakat.
Kini, gaya hidup mewah memang menjadi salah satu ciri sebagian kalangan menengah atas. Tak jarang pembelian barang mewah hanya berdasarkan pada merek dan tidak lagi bersandarkan pada nilai estetika dan fungsionalnya.
Sementara itu, perhiasan sebagai produk investasi dianggap lebih tepat mengingat nilai komoditas yang satu ini cenderung stabil. Berbeda dengan nilai uang yang turun.
Apapun motifnya, kepemilikan perhiasan dapat dinilai berdasarkan niat dari pemiliknya. Namun, terlepas dari hal tersebut, banyaknya kolektor dan pencinta perhiasan di Tanah Air menjadi kunci utama pendorong pertumbuhan industri perhiasan nasional.