Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) berhasil melonjak dari posisi terakhirnya pada perdagangan Selasa (25/6/2019), menyusul laporan yang mengindikasikan berlanjutnya penyusutan stok minyak mentah di AS.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 menguat 1,2 persen atau 72 sen ke level US$58,62 pukul 4.45 sore di New York Mercantile Exchange, setelah ditutup turun tipis 0,07 poin di level US$57,83 per barel pada Selasa.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2019 berakhir menanjak 92 sen atau 1,4 persen di level US$65,78 per barel pada perdagangan Selasa.
Dilansir dari Bloomberg, kontrak berjangka minyak melonjak dalam hitungan menit di New York, setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan jumlah persediaan minyak AS sebesar 7,55 juta barel, lebih dari dua kali penurunan yang diprediksi oleh para analis dalam survei Bloomberg.
Jika angka ini dikonfirmasikan oleh data pemerintah yang dirilis pada Rabu (26/6/2019), maka akan menjadi penurunan kedua berturut-turut dan terbesar dalam tiga bulan.
Harga minyak AS sebelumnya bergerak fluktuatif antara zona hijau dan merah selama sesi perdagangan Selasa. Pergerakan ini menggambarkan kembali rentannya prospek ekonomi.
Penjabat Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyatakan AS tidak ingin berperang dengan Iran, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan risiko terhadap ekonomi telah meningkat, sedangkan pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump mengecilkan prospek kesepakatan perdagangan AS-China dalam KTT G20 pekan ini.
"Amerika Serikat tidak ingin berperang dengan Iran, alih-alih kami ingin masuk ke jalur diplomatik,” tutur Esper kepada wartawan dalam perjalanan ke Brussels untuk konferensi Organisasi Pakta Atlantik Utara.
“Pemerintah ingin bekerja sama dengan para sekutunya untuk membawa Iran kembali ke meja perundingan,” tambahnya.
Sementara itu, ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat setelah pemerintah AS menuding Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua tanker di dekat Selat Hormuz, wilayah yang dilalui sekitar 20 persen dari produksi minyak dunia, pertengahan bulan ini.
“Harga minyak terangkat pekan lalu karena ketegangan di Timur Tengah, tetapi dengan begitu banyak ketidakpastian mengenai perang perdagangan dan ekonomi global, argumen permintaan terlalu goyah untuk reli berkelanjutan,” ujar Tyler Richey, co-editor di Sevens Report Research, dalam risetnya.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
25/6/2019 | 57,83 | -0,07 poin |
24/6/2019 | 57,90 | +0,47 poin |
21/6/2019 | 57,43 | +0,36 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
25/6/2019 | 65,78 | +0,92 poin |
24/6/2019 | 64,84 | -0,34 poin |
21/6/2019 | 65,20 | +0,75 poin |
Sumber: Bloomberg