Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten perkebunan, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,1 triliun pada tahun ini.
Wakil Direktur Utama sekaligus Sekretaris Perusahaan Jimmy Pramono mengatakan, belanja modal bakal digunakan untuk peremajaan tanaman tua dan peningkatan kemampuan pabrik hilir (refinery) untuk dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi
Lebih merinci, alokasi belanja modal perseroan pada 2019 senilai Rp1,1 triliun, di mana 55% untuk pembangunan dari sisi upstream, dan replanting di Kalimantan Selatan dan Sumatra Utara.
"Kami juga sedang melakukan pembangunan mill di Kalimantan Timur dan ada ekstention pabrik di Kalimantan Timur dari 30 ton per jam menjadi 60 ton per jam," ungkapnya di Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Dia menambahkan, perseroan juga ada mengalokasikan belanja modal untuk melengkapi peralatan di lapangan, baik peralatan berat, tangki dan operasional, kurang lebih 45% atau Rp500 miliar guna meningkatkan dan mengembangkan fasilitas di downstream dan pabrik oleokimia yg ada di Belawan.
Pada kuartal I/2019, luas area tertanam perseroan adalah sebesar 137.600 ha, terdiri dari 106.300 ha inti dan 31.300 ha plasma. Dari total area tertanam tersebut, 133.800 ha merupakan area menghasilkan dan 3.800 ha merupakan area belum menghasilkan.
Selama 3 bulan 2019, perseroan memanen 621.000 ton tandan buah segar (TBS), naik 20% dibandingkan panen kuartal I/2018. Hal ini terutama didukung oleh kondisi cuaca yang baik.
Baca Juga
TBS tersebut diolah lebih lanjut di 16 pabrik kelapa sawit dengan jumlah kapasitas 4,2 juta ton per tahun. Perseroan memproduksi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) masing-masing sebesar 145.000 ton dan 38.000 ton pada kuartal yang sama, tumbuh masing-masing 21% dan 28% dibanding kuartal I/2019. Tingkat ekstraksi minyak sawit adalah 21,5% sedangkan tingkat ekstraksi inti sawit mencapai 5,6%.
Jimmy menambahkan, meskipun dipengaruhi oleh penurunan harga pasar internasional CPO, kinerja SMAR pada kuartal I/2019 mengalami perningkatan, didukung oleh tumbuhnya kuantitas penjualan termasuk juga penjualan biodiesel.
Pada kuartal I/2019, penjualan bersih SMAR naik 11% mencapai Rp9,4 triliun. Laba usaha dan EBITDA juga meningkat menjadi masing-masing Rp433 miliar dan Rp795 miliar, sejalan dengan naiknya laba kotor. Hal ini menghasilkan peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp480 miliar.
Adapun, posisi keuangan SMAR per 31 Maret 2019 mencatatkan aset yang menurun menjadi Rp28,4 triliun. Sementara itu, rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas tetap berada level sehat yaitu sebesar 0,33 kali. Per 31 Maret 2019, nilai ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh menjadi Rp12,7 triliun.