Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malindo Feedmill (MAIN) Berharap pada Momentum Lebaran

Emiten unggas, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) berharap kinerja penjualannya terdongkrak oleh momentum Lebaran.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) berharap kinerja penjualannya terdongkrak oleh momentum Lebaran.

Sekretaris Perusahaan Malindo Feedmill Andre Andreas Hendjan saat dihubungi Bisnis.com, berharap perseroan bisa menjaga kinerja usai momentum lebaran. Sementara itu ketika ditanya lebih detail tentang penjualan selama bulan suci Andre belum dapat menjawabnya.

Overall kalau lebaran pasti ada peningkatan, tetapi [di MAIN] lebaran season belum closing jadi takut kalau salah info,” katanya pada Jum’at (14/6).

Namun, Andre menjelaskan bahwa penjualan perseroan telah meningkat cukup signifikan pada kuartal 1/2019 dengan meningkat 30% dibandingkan dengan penjualan tahun lalu.

Sebagai informasi, MAIN membukukan pertumbuhan penjualan 22% per tahun (CAGR 2016-2018). Sementara itu, pertumbuhan bisnis makanan olahan MAIN 7% tahun.

Adapun, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2018 senilai Rp284,79 miliar, naik 563% dari posisi Rp42,94 miliar pada 2017.

Penjualan bersih yang dikantongi pada 2018 senilai Rp6,7 triliun, naik 23% dari posisi Rp5,44 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu arus kas dan aset yang dikantongi masing-masing mencapai Rp367,9 miliar dan Rp43,33 triliun.

Adapun pada kuartal II/2018 pendapatan MAIN tumbuh sebesar 13,49% dengan pertumbuhan laba 349,6% dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Emiten ungags tersebut pun memproyeksikan pertumbuhan penjualan naik 15% sepanjang 2019 atau sekitar Rp7,4 triliun. “Harapan kita sih tetap bisa dijaga [target tersebut] sampai akhir tahun,” katanya.

Andre menjelaskan strategi perusahaan untuk menggapai target itu ialah dengan melakukan penetrasi pasar, meningkatkan kualitas produk serta melakukan efisiensi. Adapun sentimen yang perlu diantisipasi, lanjutnya, adalah harga bahan baku yakni jagung sebagai komponen utama pakan.

Menurutnya sulit untuk menstabilkan harga jagung karena ketersediannta belum merata sepanjang tahun. Dia mengharapkan adanya kestabilan harga bahan baku dan harga-harga lainnya relative stabil.

“Berharap harga bahan baku dan harga-harga stabil [karena] siklus harga peternakan memang naik turun,” katanya.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategi Nasional harga ayam segar tengah menguat 0,97% ke level Rp35.600/kg.

Sementara itu, harga saham MAIN pada perdagangan Jum’at (14/6) melemah 1,32% ke level Rp1.120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper