Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah menyetujui tiga tahapan restrukturisasi utang PT Krakatau Steel Tbk. Dalam waktu dekat skema penyelesaian kewajiban itu akan mulai berjalan setelah semua bank menandatangani perjanjian induk restrukturisasi (master restructuring agreement/MRA)
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto usai menghadiri halal bi halal di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (10/5/2019). “Prinsipnya sudah selesai. Ada tiga tahapan itu [kami ikuti]. Tinggal menunggu bank swasta dan asing tanda tangan MRA,” katanya.
Adapun tiga tahapan yang dimaksud adalah seperti yang telah diberitakan sebelumnya. KRAS akan memenuhi kewajiban dalam tiga tahap, yakni A, B, dan C.
Skema tahap A berfokus pada perbaikan kinerja Krakatau Steel. Normalisasi operasional perusahaan dari kondisi saat ini yang mengalami kerugian, diharapkan membuat perusahaan mampu membayar kewajiban kredit.
Selanjutnya pada tahap B, KRAS akan menjual aset sejumlah anak usaha serta fixed asset yang tidak berkaitan langsung dengan operasional. Kemudian sisa utang akan dilunasi melalui tahap C, yakni penerbitan convertible bond yang dapat dikonversi dengan saham melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, KRAS tengah mengupayakan restrukturisasi utang dengan total nilai US$2,2 miliar. Sebanyak US$1,13 miliar di antaranya merupakan pinjaman jangka pendek.
Baca Juga
Utang tersebut berasal dari sejumlah bank negara, kecuali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Selain bank pelat merah, bank swasta dan asing juga ikut menyalurkan kredit, di antaranya PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Danamon Indonesia Tbk., dan PT Bank DBS Indonesia. Bank asing yang tercatat menyalurkan kredit kepada KRAS adalah Standard Chartered Bank.
Sebelumnya CIMB Niaga menyatakan dukungan terhadap upaya pemerintah merestrukturisasi utang KRAS. Bank negeri jiran ini optimistis dengan kondisi terkini, perusahaan baja milik negara tersebut mampu melunasi kewajibannya.
“Saat ini pemerintah sedang intensif melakukan pembangunan, sehingga kebutuhan baja, dan material lainnya juga banyak. Semoga ke depan Krakatau Steel juga semakin baik,” kata Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor Siahaan beberapa waktu lalu.