Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) tergelincir ke posisi lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (21/5/2019), terbebani kekhawatiran mengenai ekonomi global sebagai imbas dari perang dagang AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2019 ditutup turun 11 sen di level US$62,99 per barel di New York Mercantile Exchange. Adapun WTI untuk kontrak yang lebih aktif Juli 2019 berakhir di level 63,13.
Presiden Federal Reserve Bank of Boston Eric Rosengren mengatakan kebuntuan hubungan perdagangan antara AS dan China telah menambah risiko penurunan bagi proyeksi bank sentral tersebut.
Sementara itu, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksinya untuk pertumbuhan global.
Menambah beban minyak WTI, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan peningkatan jumlah stok minyak mentah AS sebesar 2,4 juta barel pekan lalu.
API juga melaporkan kenaikan jumlah suplai bensin sebesar 350.000 barel pekan lau, sementara jumlah stok di Cushing, Oklahoma bertambah sebesar 871.000 barel.
Baca Juga
Minyak WTI diperdagangkan dalam kisaran sempit sekitar level US$62 per barel bulan ini, setelah antisipasi investor bahwa OPEC dan aliansinya (OPEC+) dapat memperpanjang upaya pembatasan pasokan memberi pasar momentum kenaikan.
Akan tetapi, meningkatnya stok minyak mentah di AS dan kebuntuan dalam perundingan perdagangan AS-China tetap membatasi reli tersebut.
“Mengingat fakta bahwa kondisi makro tidak terlihat spektakuler, pergerakan harga minyak relatif baik,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, Toronto.
Berbanding terbalik dengan WTI, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2019 mampu naik 21 sen dan ditutup di level US$72,18 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$9,05 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Brent mampu mengakhiri sesi perdagangan Selasa di posisi lebih tinggi, karena pergolakan di Arab Saudi dan Libya berikut pemadaman pipa di Nigeria menunjukkan rentannya kondisi pasokan.
Para pemberontak yang didukung oleh Iran mengatakan telah menyerang sebuah bandara di Arab Saudi selatan, sehingga semakin memicu ketegangan antara kedua wilayah.
Perusahaan minyak nasional di Libya mengungkapkan dua fasilitas minyaknya menjadi sasaran pekan ini di tengah pertempuran yang berkelanjutan di negara OPEC itu.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Juni 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
21/5/2019 | 62,99 | -0,11 poin |
20/5/2019 | 63,10 | +0,34 poin |
17/5/2019 | 62,76 | -0,11 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juli 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
21/5/2019 | 72,18 | +0,21 poin |
20/5/2019 | 71,97 | -0,24 poin |
17/5/2019 | 72,21 | -0,41 poin |
Sumber: Bloomberg