Bisnis.com, JAKARTA—Saat terpilih memimpin PT Sierad Produce Tbk. (SIPD) pada April 2018, Direktur Utama SIPD Tommy Wattimena dihadapkan dengan sejumlah tantangan dari bisnis perunggasan. Alih-alih berupa mengatasi sejumlah hambatan eksternal, dia memilih langkah awal untuk membenahi timnya.
“Apa yang pertama dibenahi ketika masuk, timnya, orangnya dulu. Karena pasarnya sudah ada dan sangat besar. Jika timnya dibenahi, maka akan bekerja sama dengan baik,” ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Menurutnya, konsumsi ayam di Indonesia masih rendah karena baru mencapai 9—11 kg per kapita. Jumlah itu sekitar setengah dari konsumsi negara tetangga seperti Malaysia. Oleh karena itu, potensi pertumbuhan konsumsi terbuka luas.
Selain itu, dia menekankan kepada manajeman dan karyawan untuk berorientasi memuaskan konsumen. Konsumen adalah bos, sehingga jika mereka senang, perusahaan pun akan bertumbuh menjadi lebih baik.
Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan consumer goods seperti Unilever, Tommy menyadari betul pentingnya membuat produk yang sesuai keinginan konsumen.
Oleh karena itu, ketika berpindah-pindah memimpin perusahaan dengan sektor bisnis berbeda, dia tidak merasakan kesulitan yang berarti.
“Saya selalu bilang bos kalian adalah konsumen. Kalau mereka senang saya pasti ikut senang, tapi kalau saya senang, belum tentu konsumen senang. Makanya lebih bagus kepentingan konsumen didahulukan,”.
Setelah membenahi tim, barulah Sierad berfokus dalam pengembangan sisi operasional, terutama penggunaan teknologi.
Baca Juga
Contoh aplikasinya ialah menggunakan Internet of Things (IoT), serta automasi sensor dan berbagai peralatan di kandang ayam.
Dengan penerapan teknologi yang mumpuni, perusahaan bisa memberdayakan lebih banyak mitra petani atau peternak. Saat ini, tingkat pemasukan mereka masih belum menentu akibat fluktuasi harga ayam, harga pakan, dan operasional kandang.
“Ke depannya kami ingin meningkatkan mitra-mitra petani, dari saat ini yang masih sekitar puluhan. Saat sistem baru kami sudah siap, mitra bisa semakin banyak,” imbuhnya.
Sistem operasional yang canggih juga mempermudah kontrol perusahaan terhadap mitra. Dengan demikian, pendapatan petani dapat semakin meningkat dan menjamin biaya kehidupan sehari-hari.
Kestabilan harga dan pasokan ayam melalui penerapan teknologi tentunya juga menjadi win-win solution bagi perusahaan, mitra petani, distributor, dan juga konsumen.
Dengan sejumlah strategi yang dijalankan perusahaan, pada 2019 Sierad menargetkan pertumbuhan sekitar 20% di setiap lini bisnis, baik secara operasional maupun keuangan.
Tommy yakin target tersebut dapat tercapai, karena pada kuartal I/2019 pendapatan perseroan sudah meningkat 37%.