Bisnis.com, JAKARTA— Setelah mengamati pergerakan harga saham secara fundamental dan teknikal, maka investor tentunya akan menentukan langkah selanjutnya.
Saat menjual sahamnya, dalam kamus bursa, ada dua kemungkinan yang bakal dihadapi kalangan investor yaitu take profit atau cut loss.
Take profit, seperti dikuti dari buku sekolah pasar modal Bursa Efek Indonesia, adalah tindakan melakukan penjualan saham yang dimiliki atau yang telah dibeli, setelah mencapai level harga atau target yang direncanakan atau diinginkan.
Menentukan posisi mengambil keuntungan biasanya tergantung apakah Anda seorang trader ataukah investor, karena berkaitan dengan jangka waktunya. Seorang trader bisa saja masuk/beli saham pagi, dan menjualnya sore sebelum penutupan bursa, sehingga target profitnya biasanya lebih rendah daripada investor.
Investor biasanya membeli saham untuk jangka waktu yang lebih panjang, bisa setengah tahun, satu tahun, bahkan bisa bertahun-tahun. Dampaknya, target keuntungan yang ingin dicapai pun lebih tinggi.
Hentikan Kerugian Lebih Dalam
Sementara itu, cut loss adalah tindakan melakukan penjualan saham yang dimiliki untuk menghindari kerugian yang lebih besar, yang disebabkan oleh pergerakan harga berlawanan dengan yang diperkirakan.
Ini adalah salah satu manajemen risiko menghindari kerugian yang lebih parah, meskipun bagi trader/investor tindakan ini tidaklah menyenangkan.
Penentuan di titk berapa Anda melakukan cut loss biasanya disesuaikan dengan tingkat ketahanan risiko. Dalam beberapa referensi, para trader biasanya membatasi kerugian pada kisaran 3 persen – 10 persen.
Beberapa trader saham, terutama pemula, kadang tidak disiplin dalam menerapkan cut loss, sehingga ketika saham turun dia tiba-tiba berubah jadi investor, atau berekpektasi harga saham akan naik lagi dalam jangka panjang.
Sumber: https://market.bisnis.com/read/20131118/7/187014/kamus-bursa-take-profit-vs-cut-loss-