Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil dan garmen PT Ricky Putra Globalindo Tbk. optimistis mampu membukukan kenaikan penjualan pada kuartal II/2019, setelah tertekan pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2019 unaudited, produsen pakaian dalam itu mencatat penjualan bersih sebesar Rp364,96 miliar, turun 30,45% dibandingkan dengan penjualan pada kuartal I/2018 sebesar Rp524,72 miliar.
Meski penjualan turun, perseroan mampu mencetak laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,42 miliar pada kuartal I/2019, tumbuh pesat dibandingkan dengan perolehan kuartal I/2018 sebesar 345,13 juta.
Direktur Ricky Putra Globalindo Tirta Heru Citra menjelaskan, penjualan yang tertekan pada kuartal I/2019 karena pasar domestik rata-rata menunggu selesainya penyelenggaraan Pemilu pada April kemarin. Di samping itu, beberapa penjualan ekspor tertunda pada bulan berikutnya.
Penjualan domestik memberikan kontribusi terbesar yakni 72,86% terhadap penjualan bersih. Di pasar lokal, produk pakaian dalam mencapai Rp113,89 miliar, diikuti spinning Rp100,35 miliar. Sementara itu, senilai Rp51,67 miliar lainnya berasal dari penjualan produk pakaian luar, kain, aksesoris, dan lain lain.
Sementara itu, penjualan ekspor terbesar berasal dari Asia sebesar Rp91,81 miliar, diikuti Eropa Rp4,52 miliar, serta Afrika, Timur Tengah, dan Australia sebesar Rp2,72 miliar. Di pasar ekspor, penjualan produk pakaian luar mencapai Rp82,58 miliar, lebih besar dari penjualan pakaian dalam Rp5,71 miliar dan spinning Rp1,39 miliar.
Baca Juga
"Khususnya untuk pasar domestik pelanggan kami menunda pembelian sambil menunggu kondisi setelah pemilu," jelasnya pada Senin (13/5/2019).
Meski penjualan turun, emiten dengan kode saham RICY ini mampu membukukan laba bersih hingga Rp6,42 miliar. Dia mengatakan, perolehan laba bersih ini berasal dari beberapa entitas anak yang menaikkan harga jual sekitar 5%-10%.
Lebih lanjut, perseroan optimistis dapat mencetak kenaikan penjualan pada kuartal II/2019 didorong penyelenggaraan Pemilu yang telah usai, serta momentum Ramadan dan Lebaran. Perseroan juga masih melihat kemungkinan menaikkan harga jual pada kuartal berikutnya dengan tetap melihat kondisi pasar.
Dengan demikian, dia berharap penjualan kuartal II/2019 dapat sejalan dengan target sepanjang tahun ini yang tumbuh 20% dari 2018. "Iya [optimis] karena kami sedang push untuk penjualan idul fitri," imbuhnya.
Pada perdagangan Sesi I Senin (13/5/2019), saham RICY ditutup melemah 2,73% atau turun 5 poin ke level Rp178. Secara year to date, saham ini telah menguat 8,54%.