Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) mengalokasikan belanja modal senilai hingga Rp800 miliar pada tahun ini.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengungkapkan bahwa alokasi belanja modal pada tahun ini akan disesuaikan dengan harga CPO. Pada tahun ini, perseroan optimistis harga CPO akan membaik.
Saat ini, luas area tertanam perseroan mencapai 108.400 ha yang tersebar di 15 kebun kelapa sawit, di mana 80% memberikan kontribusi terhadap kinerja perseroan. Dengan komposisi tanaman plasma seluas 24.000 ha dan inti 84.400 ha. Adapun jumlah pabrik kelapa sawit DSNG mencapai 9 pabrik dengan kapasitas 510 ton per jam.
"Capex tahun ini sekitar Rp700 miliar-Rp800 miliar. Pada paruh kedua tahun ini, pabrik kami akan beroperasi di Kalimantan. Sehingga total pabrik akan menjadi 10 pabrik dan total kapasitas menjadi 570 ton per jam," ungkapnya di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Lebih merinci, pada akhir tahun lalu, perseroan menambah kapasitas sebanyak 30 ton per jam dan total kapasitas pabrik baru mencapai 30 ton jam.
Direktur Independen DSNG Jenti mengungkapkan, dengan penambahan pabrik baru di Kalimantan, tingkat oil extraction rate (OER) akan lebih tinggi baik. Adapun OER pabrik baru mencapai 24%. Dengan demikian, total rerata OER DSNG mencapai 23,6%.
Baca Juga
Selain merampungkan pabrik baru, DSNG juga membangun Bio CNG-Plant yang mengolah limbah cair PKS menjadi compressed bio-methane gas dengan kapasitas 280 m3 per jam dan tenaga listrik berkapasitas 1,2 megawatt. Adapun, ground breaking sudah dilakukan pada akhir 2018.
“Pembangunan Bio-CNG Plant ini sebagai bagian dari kebijakan sustainability Perseroan, yang nantinya akan digunakan untuk menggantikan bahan bakar solar di PKS dan perumahan karyawan di sekitar kebun,” katanya.
Perseroan menjelaskan produksi TBS pada kuarta I/2019 sebesar 512.000 ton, naik 73% dibandingkan kuartal I/2018 sebanyak 296.000 ton. Sedangkan produksi CPO pada kuartal I/2019 sebesar 129.000 ton, naik 61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan tersebut disebabkan oleh membaiknya produktivitas kebun sejak beberapa bulan terakhir yang telah kembali seperti produktivitas dua tahun lalu. Selain itu, adanya tambahan produksi CPO dari perusahaan yang diakuisisi Perseroan pada akhir 2018 lalu.
Volume penjualan CPO juga naik dua kali lipat menjadi 166.000 ton dibandingkan dengan 82.000 ton pada kuartal I tahun lalu, seiring dengan kenaikan produksi ditambah dengan penjualan sisa inventory yang sempat tertahan tahun lalu akibat kongesti logistik kapal pengangkut CPO.
Kenaikan tersebut ikut mendongkrak nilai penjualan DSNG pada kuartal I/2019 Rp1,37 triliun, naik 42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, meskipun harga rata-rata CPO Perseroan turun sebesar 20% dari Rp7,7 juta per ton menjadi Rp 6,1 juta per ton. Dari total penjualan tersebut, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar 82%.