Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang virtual Bitcoin dinilai tengah dalam fase pemulihan yang berkelanjutan dan investor disarankan memanfaatkan penurunan harganya baru-baru ini untuk melakukan lebih banyak pembelian.
“Manfaatkan penurunan [harga] untuk terus mengakumulasi Bitcoin pada kuartal kedua sebagai antisipasi rally pada paruh kedua menembus level resistance 6.000,” tulis technical strategist perusahaan riset Fundstrat, Robert Sluymer, dalam risetnya tertanggal 2 Mei.
Menurut Sluymer, rebound Bitcoin dari rata-rata pergerakannya dalam 200 pekan dan menembus kisaran perdagangan pada kuartal pertama adalah "tahap awal dari berkembangnya pemulihan jangka lebih panjang".
Pada pertengahan November 2018, ketika Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$5.500 per koin, Sluymer memperingatkan bahwa mata uang kripto (cryptocurrency) ini telah mengalami “kerugian teknis yang signifikan” dan dapat membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih.
Selama beberapa pekan berikutnya, harga Bitcoin merosot hingga ke level US$3,136,04. Pada Februari, Sluymer memperingatkan bahwa posisi teknis di ruang kripto masih lemah. Harga Bitcoin belum juga pulih mencapai level US$5.000 hingga 2 April.
Fundstrat menganalisis cryptocurrency dan mengembangkan indeks mereka sendiri. Rekan Sluymer, co-founder Fundstrat, Tom Lee, dianggap berpandangan bullish soal Bitcoin.
Lee memulai tahun 2018 dengan target harga akhir tahun di level US$25.000, sebelum akhirnya meninggalkan kerangka waktu untuk prediksinya pada Desember ketika harga Bitcoin berada di level US$3.000-US$4.000.
Kemudian pada Maret 2019, Lee mengatakan melihat 2019 sebagai tahun bagi pasar ini untuk membangun risk reward yang lebih baik.
Harga Bitcoin sendiri dilaporkan naik 0,9 persen menjadi US$5.456,44 hari ini, Jumat (3/5/2019) pukul 12.04 siang waktu Singapura.
“Meski terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Bitcoin tidak akan menguji kembali level support di kisaran US$4.300, kami mendorong para pedagang dan investor untuk tetap fokus pada pengembangan profil teknis jangka lebih panjang yang bullish,” tulis Sluymer.
“Bottom line-nya adalah, manfaatkan penurunan baru-baru ini untuk melakukan akumulasi,” tandasnya, dikutip dari Bloomberg.