Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Anjlok, Harga Batu Bara Mampu Rebound

Harga batu bara berhasil kembali bangkit dan berakhir menguat pada perdagangan Kamis (2/5/2019).
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil kembali bangkit dan berakhir menguat pada perdagangan Kamis (2/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Juni 2019 ditutup naik 0,23 persen atau 0,20 poin di level US$87,60 per metrik ton dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (1/5/2019), harga batu bara kontrak Juni di bursa ICE Newcastle berakhir turun 0,34 persen atau 0,30 poin di posisi 87,40.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2020 ikut rebound dan ditutup menguat 1,68 persen atau 1,15 poin di level 69,75 pada perdagangan Kamis (3/5), setelah anjlok 2 persen pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Mirae Asset Sekuritas menyebutkan harga batu bara global akan diperdagangkan lebih tinggi pekan ini.  Analis Senior Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan menyampaikan, ada tiga faktor yang berpotensi mendorong harga batu bara pada pekan ini.

Pertama, inventori batu bara enam pembangkit listrik utama China yang lebih rendah. Kedua, enam pembangkit listrik utama China yang membakar batu bara lebih tinggi. Ketiga, perkiraan ekspansi dalam aktivitas manufaktur Cina

Di sisi lain, harga minyak mentah jatuh ke level terendahnya dalam sebulan pada perdagangan Kamis (2/5). Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni itutup merosot 2,8 persen atau 1,79 poin di level US$61,81 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak 1 April.

Adapun minyak Brent untuk kontrak Juli berakhir turun sekitar 2 persen di level US$70,75 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Minyak mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir pada pekan lalu ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan akhir keringanan yang membebaskan China dan sejumlah negara lainnya untuk membeli minyak dari Iran.

Namun, harga telah tergelincir sejak saat itu di tengah tanda-tanda bahwa meskipun sanksi dan ancaman yang lebih ketat terjadi di negara-negara lain, pasar global tetap cukup tersuplai.

Meskipun keringanan yang diberikan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk beberapa pembeli minyak mentah Iran berakhir pada Kamis, data menunjukkan persediaan minyak mentah AS mencapai level tertinggi dalam dua tahun.

“Saya cenderung berpikir konsekuensinya adalah lebih banyak kesulitan ekonomi bagi rakyat Iran ketimbang menggerakkan dinamika permintaan-penawaran untuk minyak," kata Frances Hudson, analis tematis global di Aberdeen Standard Investments, seperti dikutip Bloomberg.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

2 Mei

87,60

(0,23 persen)

1 Mei

87,40

(-0,34 persen)

30 April

87,70

(+1,27 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper