Bisnis.com, JAKARTA – China dilaporkan berencana membeli 1,9 juta ton minyak sawit tambahan dari Malaysia selama 5 tahun ke depan.
Kementerian Industri Primer Malaysia menyatakan, Negeri Panda juga berinvestasi sekitar 2 miliar ringgit atau US$480 juta di pabrik bahan bakar biojet atau bahan bakar terbarukan untuk pesawat terbang.
Rencana tersebut diuraikan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani antara China Chamber of Commerce of Foodstuffs and Native Produce dan Dewan Minyak Sawit Malaysia di Beijing, Kamis (25/5/2019) seperti dikutip dari Reuters.
China dan Malaysia juga sepakat dalam MoU itu untuk bekerja sama mendorong penggunaan yuan bagi perdagangan minyak sawit. Terkait hal ini, kedua belah pihak menunggu persetujuan dari bank sentral Malaysia.
China merupakan konsumen minyak kelapa sawit terbesar ketiga Malaysia. Negeri Tirai Bambu itu telah mengimpor 1,9 juta ton sawit dari Negeri Jiran tersebut. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad kini tengah berada di Beijing untuk menghadiri forum Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan China.
Sementara itu, harga minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia berada di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (25/4/2019). Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 16.41 WIB, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil) kontrak Juli di Bursa Derivatif Malaysia melemah 0,05% atau 1,00 poin ke level 2.169 ringgit per ton.
Padahal, harga komoditas andalan Indonesia ini, dibuka menguat 0,09% atau 2,00 poin ke level 2.172 ringgit per ton. Pelemahan ini imbas dari harga minyak mentah yang sempat melemah, sehingga membuat membuat minyak tropis ini kurang menarik untuk dicampur menjadi biofuel.
Selain itu, penurunan itu juga karena sawit kalah bersaing dengan minyak kedelai. Sebagai informasi, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tercatat menguat 0,14% atau 0,04 poin ke level US$28,26 per pon.
Di sisi lain, kekhawatiran tentang pembengkakan stok di produsen-produsen utama terus membebani harga komoditas tersebut. Berdasarkan data AmSpec Agri, pengiriman sawit Malaysia meningkat 4% menjadi 1,2 juta metrik ton selama 1 April-25 April dibandingkan dengan bulan sebelumnya.