Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Amerika Serikat yang meminta para konsumen minyak Iran menghentikan pembelian pada 1 Mei mendatang, mengirim harga minyak mentah ke posisi tertinggi dalam 6 bulan terakhir pada Senin (22/4/2019) waktu setempat.
Mengutip data Bloomberg, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate menguat 2,66% atau 1,70 poin di level US$65,70 per barel, Senin (22/4). Tertinggi sejak Oktober tahun lalu pada level US$69,17 per barel.
Sementara itu, hingga pukul 11.53 WIB, harga minyak Brent hingga pukul menguat 0,35% atau 0,26 poin ke level US$74,30 per barel, terkuat sejak Oktober 2018 di level US$76,44 per barel.
Pemerintahan Trump, Senin (22/4/2019) waktu setempat, memutuskan untuk tidak menerbitkan kembali keringanan yang memungkinkan importir membeli minyak dari Iran, tanpa sanksi, pada Mei mendatang.
“Telah sepakat untuk mengambil tindakan secara tepat guna memastikan bahwa permintaan global terpenuhi, karena semua minyak Iran dikeluarkan dari pasar,” demikian pernyataan Gedung Putih seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/4/2019).
Untuk menggantikan posisi Iran, Gedung Putih menyatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan eksportir minyak Arab Saudi dan Uni Eropa untuk memastikan tersedianya pasokan.
Para pedagang, yang sudah resah tentang pengetatan pasokan minyak, meragukan pendekatan tersebut. Dengan sanksi AS terhadap industri minyak Venezuela, mereka menilai keputusan terhadap Iran tersebut malah menjadi bumerang dalam bentuk lonjakan harga yang besar.
Elizabeth Rosenberg, Direktur Energi Ekonomi dan Keamanan New American Security mengatakan bahwa keputusan tersebut mengejutkan karena penghentian impor minyak Iran harus dilaksanakan pada Mei mendatang.
“Hanya memiliki pemberitahuan selama beberapa minggu sebelum batas waktu tersebut, berarti ada banyak kargo yang telah dipesan untuk pengiriman Mei. Artinya sekarang akan lebih sulit untuk mengeluarkan [kargo] sebelum batas waktu [pencabutan keringanan],” katanya.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa AS tidak memperpanjang keringanan yang membebaskan importir minyak Iran dari sanksi negaranya. Selain itu, tidak akan ada tenggang waktu bagi negara-negara tersebut untuk mematuhinya.
“Kami akan buat ekspor [minyak Iran] nol. Kami akan membidik hal tersebut. Tidak ada keringanan [impor minyak Iran], melainkan berhenti total [membeli minyak dari Iran],” kata Pompeo kepada wartawan, Senin (22/4/2019) waktu setempat.
Dengan adanya sanksi ini, delapan negara yang selama ini mengimpor minyak dari Iran di tengah sanksi, tak dapat melanjutkan aktivitasnya. Kedelapan negara tersebut, adalah China, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Turki, Italia, dan Yunani.