Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Akan Cabut Keringanan Sanksi Iran, Minyak Mentah Melonjak

Minyak mentah Brent untuk kontrak Juni pada Senin (22/4/2019) ditutup menguat 2,9 persen atau 2,07 poin ke level US$74,04 per barel di ICE Futures Europe exchange London, level penutupan tertinggi sejak 31 Oktober.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melonjak ke level tertingginya dalam enam bulan terakhir, setelah Amerika Serikat akan menghentikan keringanan terhadap sanksi Iran.

Pengetatan sanksi tersebut membuat China, India, dan negara-negara utama lainnya tidak dapat lagi membeli minyak mentah dari Iran.

Minyak mentah Brent untuk kontrak Juni pada Senin (22/4/2019) ditutup menguat 2,9 persen atau 2,07 poin ke level US$74,04 per barel di ICE Futures Europe exchange London, yang merupakan level penutupan tertinggi sejak 31 Oktober.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, ditutup menguat 1,70 poin ke level US$65,70 per barel di New York Mercantile Exchange, sementara kontrak Juni yang lebih aktif menguat 1,48 poin ke level US$65,55.

Dilansir dari Bloomberg, minyak mentah menguat setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan tidak ada lagi keringanan sanksi terhadap Iran.

Sebagai tanggapan, Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, sebuah titik temu maritim utama bagi para produsen Teluk Persia, dan mengatakan mereka terlibat dalam pembicaraan "intensif" dengan para mitra untuk menekan dampak dari eskalasi AS tersebut.

"Keputusan ini tidak hanya berarti tekanan maksimum pada Iran tetapi juga tekanan maksimum pada pasar minyak," ungkap Joe McMonigle, kepala kebijakan energi di Hedgeye Risk Management LLC, seperti dikutip Bloomberg.

"Dikombinasikan dengan penurunan stok minyak mentah global, berlanjutnya penurunan dalam produksi Venezuela serta kemungkinan gangguan di Libya, penghapusan keringanan terhadap Iran akan menghadirkan tantangan untuk menjaga harga minyak global tetap terkendali," lanjutnya.

Pengecualian larangan penjualan minyak Iran kepada China, Yunani, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Turki ditetapkan untuk berakhir pada 2 Mei. Brent telah meningkat hampir 40 persen tahun ini karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia mengekang output mereka.

Sanksi Amerika terhadap Iran dan Venezuela, serta konflik di Libya yang kaya minyak, juga telah menekan pasokan lebih lanjut.

Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan pada hari Senin bahwa Saudi akan berkoordinasi dengan sesama produsen minyak untuk memastikan pasar minyak mentah global tetap terkendali dalam zona keseimbangan.

Keputusan untuk mencabut keringanan datang setelah Penasihat Keamanan Nasional John Bolton berpendapat bahwa janji AS untuk bersikap keras terhadap Iran tidak ada artinya dengan keringanan yang masih berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper