Bisnis.com, JAKARTA — Aluminium berjangka bergerak stabil pada perdagangan Selasa (23/4/2019), setelah naik lima hari berturut-turut seiring dengan jumlah stok cadangan yang menurun, menandakan adanya kenaikan musiman dalam permintaan.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (23/4/2019), harga aluminium di bursa Shanghai berhasil menguat 0,42% menjadi 14.195 yuan per ton. Pada perdagangan sebelumnya, aluminium sempat menyentuh 14.230 yuan per ton, menjadi yang tertinggi sejak Oktober.
Sementara itu, harga aluminium di bursa London belum menunjukkan perubahan menyusul perdagangan yang masih ditutup seiring dengan liburan Paskah. Mengutip data SMM Information & Technology Co., stok aluminium ingot turun menjadi 1.587 juta ton pada perdagangan 18 April 2019 dan telah mengalami penurunan selama 5 minggu berturut-turut.
"Aluminium di bursa Shanghai akan mempertahankan momentum kenaikan dalam jangka pendek di tengah dukungan kuat dari destocking," tulis SMM Information & Technology Co dalam catatannya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/4/2019).
Selain itu, biaya alumina, yang digunakan untuk memproduksi aluminium, juga telah pulih dari yang terendah sejak 2017, sehingga mendukung harga aluminium untuk naik. Adapun, harga alumina sempat turun menyentuh level 2.635 yuan per ton pada perdagangan 11 April 2019, menjadi yang terendah sejak Agustus 2017.
Penjualan rumah bukan baru di AS pada Maret 2019 turun lebih dari perkiraan, menunjukkan pasar residensial baru masih menemukan pijakannya setelah mengalami pertumbuhan yang lemah pada 2018. Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar logam dasar, termasik Aluminium.