Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke zona merah dan ditutup melorot lebih dari 1 persen pada perdagangan hari ini, Senin (22/4/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir melorot 1,42 persen atau 92,48 poin di level 6.414,74 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (18/4), IHSG mampu ditutup di level 6.507,22 dengan penguatan 0,40 persen atau 25,68 poin, reli hari ketiga berturut-turut.
Sebelum tersungkur ke zona merah, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,06 persen atau 3,86 poin di level 6.511,09 pagi tadi. Penurunan yang dialami IHSG pada akhir perdagangan adalah yang terbesar sejak 25 Maret.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.410,04 – 6.516,24.
Seluruh sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin aneka industri (-3,56 persen), barang konsumsi (-2,77 persen), dan industri dasar (-1,98 persen).
Dari 632 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 124 saham menguat, 282 saham melemah, dan 226 saham stagnan.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 5,23 persen dan 4,14 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Kendati demikian, aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing masih berlanjut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), net buy oleh investor asing tercatat Rp56,37 miliar pada perdagangan hari ini.
Pergerakan IHSG pada Senin (22/4/2019). Sumber: Bursa Efek Indonesia
Dilansir Bloomberg, pelemahan IHSG terdampak penguatan harga minyak mentah yang mendorong kekhawatiran seputar defisit transaksi berjalan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei 2019 terpantau lanjut menguat 2,25 persen atau 1,44 poin ke level US$65,44 per barel pukul 16.36 WIB, setelah ditutup naik 0,38 persen atau 0,24 poin di posisi 64 pada Kamis (18/4).
Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2019 juga melonjak lebih dari 2 persen atau 1,80 poin ke level US$73,77 per barel, setelah ditutup menguat 0,49 persen atau 0,35 poin di posisi 71,97 pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah acuan global Brent melonjak setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan berencana menghilangkan keringanan sanksi yang memungkinkan para pembeli dapat mengimpor minyak mentah Iran.
Indonesia diketahui merupakan pengimpor minyak mentah. Oleh karenanya, kenaikan harga minyak mentah yang berkelanjutan dapat menyebabkan defisit yang lebih luas dalam neraca perdagangannya.
Defisit transaksi berjalan melebar menjadi hampir 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun lalu dan tetap menjadi kunci kerentanan untuk ekonomi.
“Minyak berkontribusi sebagian besar pada biaya operasi perusahaan publik yang terdaftar. Dengan demikian, tekanan kenaikan pada harga minyak global dapat membebani pendapatan [perusahaan], serta memicu aksi jual dalam pasar ekuitas,” terang Satria Sambijantoro, seorang ekonom di PT Bahana Sekuritas.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 terpeleset dari relinya dan ditutup melorot 1,65 persen atau 9,45 poin di level 562,54, setelah berakhir menguat 0,47 persen atau 2,68 poin di posisi 571,99 pada Kamis (18/4).
Nilai tukar rupiah juga berakhir melemah 33 poin atau 0,23 persen di level Rp14.078 per dolar AS, setelah mampu menguat 0,28 persen atau 40 poin dan ditutup di posisi 14.045 pada perdagangan Kamis.
Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia berakhir variatif sore ini. Di antara yang berakhir di zona hijau adalah indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,30 persen), indeks Topix Jepang (+0,10 persen), dan indeks Kospi Korea Selatan (+0,02 persen).
Adapun indeks PSEi Filipina ditutup turun tipis 0,03 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing ditutup melemah 1,70 persen dan 2,31 persen.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
HMSP | -5,23 |
ASII | -4,14 |
UNVR | -2,28 |
TLKM | -2,07 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
FREN | +7,59 |
PTBA | +2,53 |
MEDC | +4,19 |
INPP | +6,33 |
Sumber: Bloomberg