Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Stok AS Mengecewakan, Harga Minyak Turun

Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Rabu (17/4/2019), menyusul rilis data pasokan minyak mentah dan bensin AS yang mencatat penurunan lebih kecil dari perkiraan.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Rabu (17/4/2019), menyusul rilis data pasokan minyak mentah dan bensin AS yang mencatat penurunan lebih kecil dari perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei 2019 ditutup melemah 0,5 persen atau 29 sen di level US$63,76 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah acuan global Brent untuk pengiriman Juni berakhir turun 10 sen di level US$71,62 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Laporan Energy Information Administration (EIA) menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS untuk pertama kalinya dalam empat pekan. Sementara itu, stok bensin menyusut 1,17 juta barel, penurunan mingguan kesembilan berturut-turut.

Kendati demikian, kedua penurunan tersebut lebih kecil daripada perkiraan American Petroleum Institute (API) yang telah mampu mengangkat sentimen pasar minyak sebelumnya.

Stok minyak AS turun 1,4 juta barel pekan lalu. Angka tersebut dapat meredakan kekhawatiran tentang kelebihan produksi Amerika, tetapi juga hanya kurang dari separuh yang diperkirakan oleh API sebelumnya.

“Angka-angka itu sedikit jauh dari harapan,” ujar Nick Holmes, seorang analis di Leawood. Namun, ia tetap melihat laporan itu secara keseluruhan adalah sesuatu yang bullish.

“Masih ada kekhawatiran yang tersisa di pasar, jadi bagus jika melihat permintaan minyak mentah dan bensin AS meningkat kembali.”

Minyak mentah telah naik lebih dari 40 persen sepanjang tahun ini setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan aliansinya (OPEC+) memangkas produksi mereka. Pada saat yang sama, sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela juga semakin memperketat pasokan.

Upaya pembatasan produksi ini telah begitu sukses sehingga memicu kekhawatiran bahwa OPEC+ dapat mendorong harga minyak terlalu tinggi. Kenaikan harga minyak dapat mendorong risiko reaksi balik dari Presiden AS Donald Trump.

Di sisi lain, meski kekhawatiran tentang ekonomi global telah menahan reli minyak, ada tanda-tanda terbaru mengenai progres positif pertumbuhan ekonomi.

China melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertamanya naik 6,4 persen dari tahun sebelumnya. Raihan ini mengalahkan estimasi median sebesar 6,3 persen dalam survei Bloomberg.

Tabel pergerakan minyak mentah WTI kontrak Mei 2019

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

17/4/2019

63,76

-0,29 poin

16/4/2019

64,05

+0,65 poin

15/4/2019

63,40

-0,49 poin

Tabel pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juni 2019 

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

17/4/2019

71,62

-0,10 poin

16/4/2019

71,72

+0,54 poin

15/4/2019

71,18

-0,37 poin

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper