Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM : Usai Pemilu, Tahan Dulu Saham Mitra Adiperkasa (MAPI)?

Prospek pemulihan sektor ritel mulai tercermin dalam pergerakan harga saham milik PT Mitra Adiperkasa Tbk. yang tumbuh 22,36% secara year-to-date (ytd). Namun demikian, pergantian kepemimpinan tampak akan berpengaruh terhadap industri barang konsumer.

Bisnis.com, JAKARTA—Prospek pemulihan sektor ritel mulai tercermin dalam pergerakan harga saham milik PT Mitra Adiperkasa Tbk. yang tumbuh 22,36% secara year-to-date (ytd). Namun demikian, pergantian kepemimpinan tampak akan berpengaruh terhadap industri barang konsumer.

Seperti halnya sebagian besar emiten peritel yang telah mencatatkan perbaikan kinerja keuangan pada tahun lalu, emiten berkode saham MAPI juga ikut mencetak kenaikan laba bersih sebesar 119,87% ke level Rp735,82 miliar dari posisi Rp334,65 miliar pada 2017.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Mitra Adiperkasa Fetty Kwartati mengungkapkan penguatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan toko yang sebesar 8% seiring dengan penambahan gerai baru seluas 60.000 meter persegi.

Bagaimana prospek saham MAPI ke depannya?

Analis J.P. Morgan Benny Kurniawan menilai sektor konsumer di Indonesia akan tertekan pada paruh pertama tahun ini.

Untuk MAPI, Benny menilai performa baik sepanjang tahun berjalan bakal berbalik mengecewakan dari sisi pertumbuhan topline pada semester I/2019 seiring dengan perseroan bakal menghadapi efek basis yang lebih tinggi (higher base effects).

Adapun sejauh ini, MAPI telah mendapat dorongan untuk pemulihan pendapatan tersebesar sebanyak 6%, ditopang oleh divisi aktif [MAPA].

“Kami menilai, ini mungkin menjadi leg terakhir karena kami memperkirakan sebagian besar perusahaan akan melaporkan pendapatan yang mengecewakan pada semester I/2019,” kata Benny.

Benny pun menyarankan agar investor menjauhi saham sektor konsumer untuk saat ini karena ada ketidakpastian menjelang hasil Pemilu.

Seperti diketahui, program sosial pemerintah telah naik 70% secara ytd dan pemerintah telah menggunakan 24% dari anggaran sosialnya pada tahun ini yang mana tidak menunjukkan keberlanjutan (sustainable).

Dengan demikian, Benny memasang posisi netral untuk MAPI dengan 9% potensi penurunan.

 Di sisi lain, melalui risetnya, aalis RHB Sekuritas Michael W. Setjoadi dan Jessica Pratiwi memperkirakan, perseroan bakal mampu melanjutkan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini ditopang oleh aliran kas yang sehat dan potensi pengambilalihan saham bisnsi e-commerce.

Baru-baru ini, Montage Co. Ltd. telah menjual 22,75% saham yang dimilikinya di dalam anak usaha MAPI, PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).

Montage Co Ltd. melepas saham 648,51 juta saham MAPA seharga Rp6.500 per saham lewat private placement, dengan asumsi pertumbuhan pendapatan tahunan (yoy) sebesar 26%.

“Kami menilai transaksi tersebut relatif fair value untuk peritel specialty store. Mengingat MAPI menerbitkan obligasi yang dapat dikonversi dengan zero-coupon sebesar Rp1,5 triliun pada 2015 untuk 29,5% saham di MAPA,” kata Michael dan Jessica, dikutip Kamis (18/4/2019).

Setelah transaksi tersebut, kepemilikan MAPI di MAPA tercatat sebesar 68,85%. Keduanya menilai, MAPA bakal terus berkontribusi mendekati 60% terhadap laba operasional MAPI dan bakal menjadi salah satu pendorong pertumbuhan perseroan.

Dengan demikian, Michael dan Jessica tetap merekomendasikan beli untuk MAPI dengan target harga senilai Rp1.300.

Target manajemen untuk mendapatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% dan SSSG sebesar 5% dengan penambahan toko seluas 75.000 meter persegi juga dinilai sebagai faktor keberlanjutan pertumbuhan MAPI pada tahun ini.

“Kami condong ke MAPI karena masih memiliki likuiditas yang lebih tinggi dari MAPA dan memiliki eksposur yang lebih baik ketimbang yang lainnya di industri dan pasar,” kata Michael dan Jessica.

Begitu pula, analis Maybank Kim Eng Janni Asman masih merekomendasikan beli untuk MAPI dengan target harga Rp1.100 dengan faktor penopang bisnis perseroan berasal dari strategi ekspansinya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper