Bisnis.com, JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk. menyiapkan dana sekitar Rp3,3 triliun untuk proyek di bidang energi dari total alokasi belanja modal senilai Rp8,75 triliun pada 2019.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT PP (Persero) Tbk. M. Aprindy menjelaskan bahwa dana yang disiapkan tahun ini untuk investasi di sektor energi sekitar Rp3,3 triliun. Belanja modal itu akan digelontorkan melalui entitas anak, PT PP Energi. “Alokasi terbesar untuk Nipa Storage Tank Terminal,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (9/4/2018).
Dia mengungkapkan pengembangan proyek tersebut sudah mulai. Hal itu ditandai dengan sudah dimulainya proses konstruksi.
Berdasarkan laporan tahunan 2018, emiten berkode saham PTPP telah memiliki investasi di beberapa proyek energi yakni Gas Turbine Talang Duku 56 megawatts (MW), Coal Fire Lampung 2x7 MW, Mini Hydro Lau Gunung 15 MW, Nipa Storage Tank Terminal, PSC Odira Energi Karang Agung, Coal Fired Power Plant Meulaboh 2x200 MW, dan Mine Mouth Coal Fired Power Plant Jambi 2 2x300 MW.
Pada 2018, kinerja memberikan kontribusi pendapatan usaha kepada PTPP senilai Rp133 miliar. Segmen energi mencatat laba sebelum pajak penghasilan senilai Rp51 miliar tumbuh sebesar 128,81% Rp22 miliar pada 2017.
Aprindy menjelaskan bahwa perseroan juga memiliki investasi di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) Solo. Menurutnya, perseroan juga mengeluarkan belanja modal untuk proyek tersebut pada tahun ini.
Baca Juga
Selain itu, sambungnya, perseroan juga menjadi anggota konsorsium untuk proyek pembangkit listrik di Jambi. PTPP menjadi anggota konsorsium dengan porsi kepemilikan 5%.
Pada 2019, dia menyebut perseroan masih membidik pengembangan sejumlah pembangkit listrik baru. Salah satunya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berkolaborasi dengan PT Indonesia Power. “Proyeknya sedang kajian skema pembiayaan. Porsi PP mungkin sekitar 49%,” jelasnya.
Aprindy menyebut perseroan juga mengarahkan kajian ke proyek pembangkit listrik energi terbarukan. Sektor itu menurutnya memiliki prospek menjanjikan.
Ke depan, pihaknya meyakini bisnis energi akan menjadi salah satu bisnis inti perseroan. Apalagi, investasi di bidang tersebut sudah terbukti menghasilkan pendapatan tambahan bagi perseroan. “Selain dapat konstruksinya, kami juga mendapatkan recurring income," jelasnya.