Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. berharap kontribusi penjualan ekspor dapat meningkat dari saat ini 2%-2,5% menjadi lebih dari 5% pada 2019.
Sekretaris perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan, beberapa rencana kerja perseroan di antaranya meningkatkan penjualan ekspor dan memperbesar distribusi ke Indonesia Bagian Timur. Strategi ini guna mengejar target pertumbuhan dua digit pada top line maupun bottom line.
Berdasarkan laporan keuangan 2018 audited, penjualan bersih sebesar Rp2,76 triliun, naik 7,36% secara tahunan. Segmen jamu herbal dan suplemen memberikan kontribusi terbesar terhadap penjualan SIDO yakni 66,72%.
Segmen makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 29,66% dan farmasi sebesar 3,63% terhadap penjualan 2018. Adapun, laba bersih tercatat sebesar Rp663,85 miliar, naik 24,36% secara tahunan.
"Rencana kerja ke depan adalah peningkatan ekspor dan distribusi ke Indonesia Bagian Timur," katanya, pada Selasa (9/4/2019).
Dia mengatakan, perseroan menargetkan kontribusi penjualan ekspor dapat meningkat dari 2%-2,5% menjadi lebih dari 5% pada tahun ini. Optimisme ini seiring dengan produk Tolak Angin yang telah diterima baik di Filipina.
Di samping itu, perseroan memperluas pasar ekspor dengan masuk ke Nigeria melalui produk Kuku Bima Ener-G. Perseroan menggarap pasar baru Nigeria melalui entitas anak Muncul Nigeria Limited.
"Di Filipina, Tolak Angin sudah masuk ke modern market. Kuku Bima Ener-G juga menjadi primadona di Nigeria. Maka kontribusi ekspor yang semula 2%-2,5% bisa meningkat di atas 5%," katanya.